Bonus SM-3T: Jelajah Belu
Dari Gunung yang Jalannya Berliku, Sampai
Pantai di Atapupu
Bukan
rahasia lagi kalau peserta SM-3T akan ditempatkan di tempat-tempat yang
terpencil dan belum dijamah pembangunan secara merata. Karena belum terjamah
itulah banyak tempat wisata, terutama tempat wisata alam, yang bisa dikunjungi
di daerah penempatan SM-3T. SM-3T memang program untuk guru yang bersedia
mengajar di pedalaman. Tentunya pada hari liburan semester, tidak ada murid
yang masuk, sehingga bisa dimanfaatkan untuk liburan.
Untuk
ke tempat-tempat yang jauh, mungkin kita harus merogoh kocek lebih. Karena ada
proyek yang akan saya selesaikan nanti sepulang SM-3T dan mewajibkan saya untuk
menabung, maka saya putuskan untuk menjelajahi tempat-tempat wisata hanya yang
berada di kabupaten Belu. Karena di kabupaten sendiri, maka ongkos yang
dikeluarkan paling hanya untuk menyewa motor di ojek atau di tetangga sebelah
yang harganya bisa dinego karena sudah kenal. Bagamanapun, Belu tak kalah dari
daerah lain dari segi tempat wisata.
Kita
mulai dari atas, daerah gunung, tepatnya di kecamatan Lamaknen. Ada bukit yang
terkenal sebagai bukit teletubies, walau ketika saya ke sana saya cari
teletubiesnya tidak ada, hehe, bernama Fulan Fehan. Memang seperti bukit di
serial anak-anak teletubies, di sana kita bisa melihat hamparan rumput yang
luas beserta sapi-sapi dan kuda-kuda liar yang berkeliaran. Tempat ini memang
biasa digunakan untuk foto prewedding
karena indahnya.
Walau
di atas gunung, namun uniknya di sini ada banyak karang dan tumbuhan kaktus.
Benar, kaktus yang biasa ada di gurun pasir ada juga di gunung. Unik. Lalu, di
sini kita juga bisa melihat daerah-daerah yang ada di bawah dengan jelas.
Namun, untuk sampai di sini butuh perjuangan. Jalanan menanjak dan berupa batu
merupakan tantangan nyata, bagi yang berboncengan, pembonceng harus rela turun
dan berjalan. Namun perjuangan itu terbayarkan setelah melihat pemandangan di
atas. Peringatan lain adalah bagi yang berkulit sensitif harap hati-hati dan
memakai jaket, karena siswa saya ada yang kulitnya terkelupas setelah pulang
dari sana.
Hijaunya Fulan Fehan
Di
dekat Fulan Fehan, ada Benteng Tujuh Lapis yang konon dipakai pada saat zaman
penjajahan dulu. Untuk masuk ke sini, ada penjaga seorang warga sekitar yang
bersenjatakan parang untuk membukakan jalan. Di benteng ini ada meriam
peninggalan zaman perjuangan. Di ujung benteng, kita disuguhkan pemandangan
daerah di bawah Lamaknen. Hanya saja kita tak bisa ke sini pada sore hari
karena tertutup awan. Juga kita harus hati-hati karena ada lintah yang kalau
kita sedang sial akan menempel di kulit dan menghisap darah.
Peninggalan Meriam di Benteng Tujuh
Lapis
Dari pucuk
gunung, kita turun ke lembah. Di kecamatan Lasiolat, ada air terjun yang cukup
tinggi dan membentuk banyak cabang sampai ke bawah. Air terjun itu bernama
Mouhalek. Kalau tidak salah kita hanya cukup membayar 3000 rupiah untuk dapat
memasuki area air terjun dan mandi sepuasnya. Waktu turun sih tidak terasa,
namun saat pulang nanti, siap-siap saja tenaga untuk menaiki tangga hingga ke
tempat parkir kendaraan. Ketika hari libur, air terjun ini cukup ramai.
Air Terjun Mouhalek
Lamaknen,
Lasiolat, kita turun lagi ke Atambua. Atambua adalah ibukota kabupaten Belu,
jadi jangan samakan dengan Lamaknen, Lasiolat, atau Raihat, di sini semua akses
sudah tergolong mudah. Internet lancar dan juga ramai. Jalanan mulus, tak
kurang suatu apa pun. Tempat nongkrong orang Atambua biasanya di Taman Kota
Atambua ini. Di Taman Kota Atambua bahkan sering diadakan acara konser musik.
Terakhir kali, bahkan SLANK datang untuk Konser Perbatasan. Sayangnya saya tak
dapat ikut menonton karena ada kewajiban melatih siswa untuk lomba di sekolah. But, it’s okay, nanti di Jawa juga
banyak konser yang bisa didatangi.
Pohon Besar di Taman Kota Atambua
Dari
Atambua, kita jauh turun ke daerah bawah. Di kecamatan Kakuluk Mesak, ada
sebuah kolam yang dinamai Kolam Susu. Frasa ini tak asing bagi kita, benar, itu
adalah judul lagu dari Koes Plus. Liriknya Bukan
lautan hanya kolam susu, kail dan jala cukup menghidupimu. Koes Plus
mendapatkan inspirasi ketika datang ke sana. Memang benar, pemandangan di sana
indah, sebuah kolam yang dikelilingi pepohonan hijau. Seperti di film-film, kalau kataku pada siswaku yang menemaniku.
Kebetulan aku datang ke sana kala itu bersama dengan salah satu siswaku yang
banyak mengajarkanku lagu-lagu Tetun. Misi kami ke sini sederhana, membuat
video cover lagu Kolam Susu. Jadi ceritanya nanti Kolam Susu live at Kolam Susu.
Beberapa
saat setelah membuat video cover dan berjalan berkeliling, aku berkata kepada
siswaku yang bernama Wilco, “Memang indah, pasti ini yang dirasakan oleh Koes
Plus waktu berkunjung ke sini. Barangkali dulu, di tempat ini, di sudut ini,
Koes Plus membawa gitar dan bersenandung tentang keindahan yang langsung mereka
lihat. Dan sekarang, apa bedanya kita dengan mereka? Bisa saja di masa depan,
aku, atau kau, Wilco, nama kita akan sebesar Koes Plus. Siapa tahu?”
Di Salah Satu Sudut Kolam Susu
Di dekat Kolam
Susu, ada Teluk Gurita. Satu hal yang membuatku takjub adalah saat perjalanan
ke sana. Saat aku ke sana pada waktu sore hari, kukira timing-ku salah, ternyata justru pemandangan matahari tenggelam
benar-benar membuat semua ini seperti di
film-film. Aku tak berhenti mengucap syukur bisa diberi kesempatan
menikmati keindahan yang belum tentu nanti bisa kudatangi lagi. Di pantai
sekitar sini masih banyak pengunjung yang datang. Hanya saja di beberapa sudut
mulai ada sampah yang berserakan. Sayang sekali kalau kealamian pantai
tercoreng oleh tangan-tangan malas manusia. Jangan sampai pantai-pantai di sini
seperti pantai-pantai di Jawa.
Di Jalan ke Teluk Gurita
Bergeser
sedikit, ada lagi pantai yang tak kalah bagus, Pantai Sekarlaran. Aku sudah
beberapa kali ke sini. Pantai ini cocok untuk berkumpul bersama, karena ada
banyak tempat duduk dari kayu yang disediakan. Terahir kali ke sana, aku datang
bersama rombongan siswa kelas 3 dan para guru. Di sana kami bisa membakar ikan
bersama. Lupa tak membawa alatnya? Jangan khawatir, ada orang yang menyewakan.
Saat musim liburan juga kadang ada pemain organ tunggal yang menemani
kebersamaan, uniknya beliau adalah orang yang buta.
Tengah Hari di Pantai Sekarlaran
Masih di area
yang sama, ada Pelabuhan Atapupu. Banyak orang memancing di sini kalau sore
hari. Banyak juga yang hanya sekedar nongkrong untuk menanti malam tiba. Tentu
saja fungsi pelabuhan seperti fungsi hati, pelabuhan adalah tempat kapal datang
dan pergi, sedangkan hati adalah tempat seseorang datang dan pergi, oh begitu
saja, semua kuterima, apa adanya…. Ah…. Malah nyanyi, haha….
Sore Hari di Pelabuhan
Masih di
Atapupu, ada satu pantai unggulan kabupaten Belu, Pantai Pasir Putih. Kalau ke
sana waktu siang hari, pasirnya benar-benar terlihat putih dan air lautnya
terlihat sangat biru. Kukira karena pantai ini masih alami dan belum banyak
terjamah tangan jahil manusia, pantai ini benar-benar indah. Hanya saja kalau
siang memang sangat panas, namun kalau datang ke sini saat sore hari, air sudah
mulai surut, namun kita jadi bisa berjalan-jalan agak ke tengah laut.
Di Siang Hari, Pantai Pasir Putih
Pasirnya Benar-Benar Putih
Dan sampailah
kita di ujung negeri, perbatasan Indonesia dengan Timor Leste di Mota’ain. Di
Raihat memang ada perbatasan, namun hanya berupa sungai. Di Mota’ain, batasnya
selangkah lebih maju. Yah, paling tidak nanti sepulang ke Jawa bisa cerita ke
teman-teman dan keluarga, “Aku sudah pernah ke luar negeri, loh!” Bagaimanapun,
walau Timor Leste dulu bagian dari Indonesia, sekarang sudah jadi luar negeri.
Bersama SM-3T UNNES di Perbatasan
NKRI – RDTL
Nah, itu
beberapa tempat wisata yang bisa kalian datangi kalau mampir ke kabupaten Belu.
Jangan terbalik, ya. Biasanya, orang tahunya Atambua itu kabupaten. Bukan.
Atambua itu ibukota kabupaten Belu, NTT. Tidak usah takut kalau main ke Belu,
walaupun dulu pernah ada pergolakan, di sini sekarang aman, kok. Sesuai arti
dari kata Belu itu sendiri, Belu berarti sahabat, masyarakat Belu sangat
bersahabat walau dengan pendatang sekali pun. Nusa Tenggara Timur bukan hanya
Ende, Manggarai, atau Kupang, kalau ada waktu, main yuk ke Belu….









0 komentar:
Posting Komentar