Ironi
Banyak sekali lagu-lagu indah yang tercipta karena hujan. Benar, hujan identik dengan kenangan. Lagu-lagu tentang hujan itu misalnya Raining dari FT ISLAND, Teardrops in the Rain dari CNBLUE, When it Rain dari Paramore, dan masih banyak lagi tentunya. Kali ini, lagu yang saya tulis beberapa bulan yang lalu, jauh sebelum saya dapat menikmati indahnya sinyal ibukota kabupaten. Lagu yang saya tulis berjudul "Ironi".
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (halah, sebagai anak bahasa, saya jadi keterusan merujuk segalanya ke KBBI, hehe...), pengertian Ironi adalah,
ironi/iro·ni/ n 1
kejadian atau situasi yang bertentangan dengan yang diharapkan atau
yang seharusnya terjadi, tetapi sudah menjadi suratan takdir: peristiwa pembunuhan Mahatma Gandhi adalah suatu -- karena ia adalah seorang pejuang tanpa kekerasan yang paling gigih; 2 Sas
majas yang menyatakan makna yang bertentangan dengan makna
sesungguhnya, misalnya dengan mengemukakan makna yang berlawanan dengan
makna yang sebe-narnya dan ketidaksesuaian antara suasana yang
diketengahkan dan kenyataan yang mendasarinya.
Merujuk pada pengertian pertamalah lagu saya ini diciptakan (udah dong bro, ini ngeblog euy, bukan nyekripsi, wkwk...). Lagu ini memang salah satu lagu galau, namun saya selalu memegang kata-kata Mbak Raisa yang bilang begini, "Galau itu ngga' apa-apa selagi galaunya produktif." Jadi saya pegang kata-kata dia, 'kan ngga' baik kalau menentang perkataan calon istri (silahkan muntah xD...).
Tak usah panjang-lebar lagi, di tautan ini, teman-teman bisa nonton video berisi lirik lagu, jadi kalau suka lagunya dan mau nyanyi bareng, hafalin dulu, ahaha....
Nah, udah dengar lagunya, kan? Kalau lagi ngga' ada kuota, ini deh, saya kasih liriknya.
Ironi
music: @bayu_vie
lyric: @bayu_vie
(gambar ambil di google image)
Rintik hujan turun perlahan
Kenangan masa lalu berhamburan
Ingatkah engkau waktu itu?
Kau dan aku di bawah payung yang sama
Hujan semakin deras menghujam
Bayang wajahmu masih terkenang
Begitu manis dan natural
Kini semua pudar di dalam khayal
Dinginnya tubuh ini masih seperti dulu
Hujan di hati ini masih seperti dulu
Di setiap tetes hujan yang turun ke bumi
Itulah butiran kenangan tentangmu di hati
Semakin deras rintik hujan yang berjatuhan
Semakin besar rindu yang tertahan
Bukankah air yang turun sampai ke lautan?
Tapi mengapa rasaku tak bermuara padamu?
Lalu ku buang payung yang ada di tanganku
Biarlah kenangan ini membeku
Sayangnya, lagu ini ngga' masuk di solo album pertama saya, namun kalau banyak yang suka, mungkin akan direkam ulang di studio dan masuk ke album kedua, atau di album band-band yang saya naungi (apakah kalian masih menanti saya, wkwk...). Akhir kata, terima kasih dan selamat mendengarkan lagunya, monggo kalau baper.... ^^v

0 komentar:
Posting Komentar