Selasa, 27 Desember 2016

(Album) ~ BAYU - Aku dan Mimpiku [Get it for FREE!]

0komentar
Aku dan Mimpiku
BAYU

Artist: BAYU
Title: Aku dan Mimpiku
Genre: Pop, Rock, Jazz
Release Date: 28.12.2016

Get it for FREE! 
Free download link: 

Tracklist:
1. Beautiful
2. Aku dan Mimpiku
3. Lagu Untukmu
4. Janji
5. Berlalu
6. Bidadariku (Sebuah Lagu untuk Ibu)
7. Viny Viny Viny! (Lagu buat Viny JKT48)
8. Illusion 
9. Bahagia
10. Because of You
11. Perjalanan Panjang

Lagu dan lirik track 1 – 11 oleh @bayu_vie, kecuali track 9, lirik oleh Komsatun.
Aransemen, recording, mixing oleh @everywherecords.

more info: @bayu_vie
This album will contain some Music Videos that will be upload everyday from today until the NEW YEAR! 
For the first Music Video (MV): 
BAYU - Perjalanan Panjang (Music Video) 




My note: 
Yap! Dengan ini salah satu mimpiku tercapai, yay! 
Target agar album ini selesai dalam tahun 2016 juga tercapai, walau di akhir, sangat akhir ^^
Dengan ini juga aku ingin membagikan karyaku yang kubuat dengan sangat antusias ini. 
Kalian dapat mendapatkannya secara GRATIS melalui link-link di atas. 
Apa ngga' sayang kalau digratisin semua? 
Okay, untuk membuat album ini butuh persiapan yang panjang, mulai dari penulisan lagu, yang kubuat di waktu-waktu senggangku sejak SMA. Kemudian pemilihan lagu, dari sekian banyak lagu aku harus teliti dan memilih 11 untuk pengisi album ini. Rekaman sampai pagi. Semua proses panjang itu memang kulakukan karena itulah yang kuinginkan. Modal? Tentu saja semua tidak gratis, bahkan menurutku nominalnya banyak. 
Gratis bukan berarti karyaku tidak berharga, justru lagu-lagu ini adalah salah satu hal yang paling berharga dalam hidupku. Aku tak mengharapkan apa-apa, apresiasi teman-teman cukup membuatku bahagia. Kalau kalian mendengarkan lagu-laguku dan terhibur olehnya, kukira itu lebih dari cukup untukku. 
Yap! Tak usah panjang lebar. 
Selamat menikmati ^^

Minggu, 25 Desember 2016

(Album) ~ One Step Closer to My Dream

0komentar
One Step Closer to My Dream 

     Sudah jenuhkah kamu dalam bermimpi? Beberapa waktu lalu aku kembali ragu mengenai mimpiku, apakah aku harus melanjutkannya, atau berhenti sampai di sini. Hingga aku mencari jati diri dengan pergi jauh mengelana negeri. Siapa sangka, di sana, aku justru menemui anak-anak perbatasan negeri di pedalaman yang mempunyai mimpi sangat tinggi. Aku jadi malu ketika mereka dengan semangatnya memaparkan mimpi mereka sedangkan aku sendiri terdiam dengan pencapaianku. 
     Kembali ke tempat asal, aku memiliki misi menyelesaikan salah satu mimpiku. Menulis banyak lagu memang sudah menjadi kegemaranku, namun memilih lagu-lagu yang kutulis, kemudian merekamnya di studio hingga menjadi album musik adalah salahh satu mimpiku. Bukan, aku bukan ingin menjadi artis yang setiap hari tampil di televisi dikelilingi para penonton dengan koreografinya sendiri-sendiri. Aku ingin menjadi artis, dalam pemaknaan bahasa itu sendiri, artis berasal dari bahasa inggris "art" yang berarti seni, dan memiliki akhiran "-ist" yang menjadikannya berarti pekerja seni. Aku ingin menjadi orang yang mengerjakan seni. 
    Kuputuskan untuk memilih 11 lagu yang akan menjadi pengisi album pertamaku. Lagu-lagu yang kupilih tentunya memiliki makna tersendiri yang mendalam bagiku. Seperti dalam tulisanku sebelumnya, ada dua tema besar, "life" dan "love". Namun harap bersabar, aku belum bisa menyebarluaskan albumku untuk saat ini karena masih dalam proses. Karena judul tulisan ini "lebih dekat lagi", maka untuk pemanasan, aku akan membagikan potongan-potongan dari 11 lagu pengisi albumku sekaligus judul-judulnya.
     Dengan lagu-lagu di album pertama ini, selain menjadi salah satu pencapaianku, juga menjadi tanda bahwa aku belum berhenti untuk bermimpi dan menggapainya. 



Artist: BAYU
Title: Aku dan Mimpiku
Genre: Pop, Rock, Jazz
Release Date: TBA

Tracklist:
1. Beautiful
2. Aku dan Mimpiku
3. Lagu Untukmu
4. Janji
5. Berlalu
6. Bidadariku (Sebuah Lagu untuk Ibu)
7. Viny Viny Viny! (Lagu buat Viny JKT48)
8. Illusion 
9. Bahagia
10. Because of You
11. Perjalanan Panjang

Lagu dan lirik track 1 – 11 oleh @bayu_vie, kecuali track 9, lirik oleh Komsatun.
Aransemen, recording, mixing oleh @everywherecords.

more info: @bayu_vie

detail: soon

TRACKLIST + ALL SONG PREVIEW: 

Langsung aja klik link youtube di atas. 

Tetap bermimpi, gais ^^ 
BAYU 

(Foto) ~ bayu_view

0komentar


bayu_view


Musisi merekam kenangan indah mereka dalam lagu. Pelukis merekam apa yang mereka anggap menarik dalam sebuah lukisan. Sastrawan merekam jejak langkah hidupnya dalam kata-kata. Kali ini aku ingin membagikan apa yang aku anggap indah secara visual dalam foto-foto, walaupun aku bukan fotografer.
Foto-foto itu bisa dilihat melalui instagram bayu_view , atau di sini https://www.instagram.com/bayu_view/. Untuk akun instagram ini aku fokuskan pada pemandangan alam dan tempat-tempat menarik yang kudatangi. Sedangkan untuk fotoku yang lain bisa dijumpai di akun instagram bayu_vie, atau di sini  https://www.instagram.com/bayu_vie/.
Sampai saat ini, di instagram bayu_view ada sekitar 40 postingan foto yang merupakan rekam jejak selama tahun 2016 ini. Foto-foto awal adalah paruh kedua 2016 di mana aku menjelajahi daerah asalku setelah hasrat itu tertahan setahun di perantauan. Sedangkan foto-foto selanjutnya adalah paruh pertama 2016 ketika aku berada di masa pengabdian di Pulau Timor.
Bukan profesional memang, juga hanya memakai kamera ponsel. Namun, dengan foto-foto ini, kalian akan melihat dunia dari sudut pandangku dari segi visual setelah menikmati karya-karyaku dalam bentuk lagu dan karya sastra.

               

Rabu, 07 Desember 2016

(Reminder) ~ How to Find me

0komentar
How to Find me? 

 (image by Yusuf RD Band)

     Sebenarnya tulisan ini hanya sekedar pengingat bagi diriku pribadi saja, karena aku orangnya pelupa, hehe... Kadang aku bikin akun ini itu, tapi lupa password. Maka dari itu aku tulis reminder ini sebagai pengingat akun apa saja yang aku punya, juga sekaligus info bagi kalian yang ingin berkomunikasi denganku atau tahu karya-karyaku. 
    
     Medsos
     Pertama, untuk facebook kalian bisa kurniabayu@rocketmail.com, nah itu sekaligus dengan e-mail-ku yang masih aktif sampai sekarang. Lalu, twitter kalian bisa cari @bayu_vie. Kalau ada yang nanya, kok namanya seperti itu, bisa tanya lewat jalur pribadi, haha. 
     Apa lagi, ya? Oh, iya, instagram juga sama, kalian cari aja bayu_vie. Seingatku itu aja sih media sosial yang aku punya, soalnya kalau kebanyakan juga nanti ngga' kepakai. 
     
     Sastra 
    Di dunia tulis-menulis, kalian bisa banget beli novel karyaku di Novel Perpus Lama, Puput Happy Publishing dan juga Menuju ke Duniamu, Puput Happy Publishing. Kalau yang mau gratisan juga ada kok, hehe, langsung ke sini aja http://www.storial.co/profile/kurniabayu92
     Kalau mau yang berinovasi sedikit, ada kumpulan cerpen bersambung yang ada soundtrack-nya, mampir ke sini http://pianissimostory.blogspot.co.id/
      
     Musik 
     Aku punya beberapa akun soundcloud, tapi kembali lagi, lupa password. Kalau ada waktu mampir ke sini https://soundcloud.com/bayu-pradana14Saat ini aku udah jarang aktif di situ, dan sekarang lagi ngurusin akun youtube satu ini https://www.youtube.com/channel/UCr0H3b5FUDx2VvS-d_-IGsw, mumpung lagi senggang, jadi rajin upload sambil belajar editting video sederhana, hoho. 
     Aku kira itu aja, sih, seingatku. Entah beberapa bulan ke depan setelah masuk PPG dan setelahnya lagi bisa ngurus akun-akun itu atau ngga', yah, semoga masih bisa jalan, lah. Apalagi semua akun itu kan berkaitan dengan hobi, semoga bisa tetep jalan semuanya. Doakan aja, ya, okay ^^

Rabu, 23 November 2016

(Album) ~ Life is up and down, Love is just the same

0komentar


Life is up and down,

Love is just the same

     Menjalani kehidupan adalah melakukan sebuah peran. Diri kita sendiri sebagai tokoh utama dalam kehidupan kita. Naskah sudah ditulis rapi oleh penulis naskah dan sutradara terhebat, Tuhan. Tentu saja akan banyak terjadi konflik di dalam hidup kita karena alur di dalam naskah yang ditulis Tuhan tak pernah tunggal. Tak seperti cerpen, hidup kita adalah sebuah novel yang sangat tebal, tentunya alur hidup kita juga menjadi kompleks. 

(Image source
http://vitalvegas.com/wp-content/uploads/
2013/11/high_roller_wheel_completed1.jpg)

     Bianglala
     Mari bermain analogi. Ketika menaiki bianglala, posisi awal kita ada di bawah. Kemudian, perlahan naik, sedikit demi sedikit, hingga nantinya kita akan sampai di posisi tertinggi di mana kita dapat menikmati keindahan di bawah sana dari ketinggian. Setelah momen itu, perlahan lagi kita akan turun ke bawah. Hingga berputar lagi, dan lagi.
     Hidup kita tak jauh beda dengan itu. Suatu ketika kita akan ada di posisi bawah yang sulit. Namun, hidup ini berjalan, dunia ini berputar, pasti kita juga akan merasakan berada di posisi atas yang kita inginkan. Mari kita ibaratkan posisi bawah sebagai masa-masa sulit dan posisi atas sebagai masa-masa indah. Kita akan merasakan semuanya dalam suatu siklus, karena bianglala itu berputar, dunia itu berputar, dan hidup kita juga berputar.
     Kadang kita merasa hidup kita sangat berat dan membuat kita merasa depresi. Itu sah-sah saja. Kita memiliki hati, tak ada larangan bagi kita untuk merasa terpuruk. Bahkan tak ada larangan untuk kita menyerah. Ketika ada orang berkata, “Mengapa kau menyerah? Menyerah itu terlalu mudah.” Come on, menyerah tak semudah itu. Ketika kita sudah berusaha mati-matian akan sesuatu dan berkali-kali mencoba apa yang kita inginkan tetapi tak tercapai juga, apa kita harus ngotot dan melupakan hal yang lain. Contoh mudahnya, ketika kita menyukai seseorang yang tak menyukai kita, ketika dia memang tak menyukai kita dan bahkan sudah memiliki pendamping hidup, apa kita juga akan memaksakan perasaan kita? Menyerah itu proses, menyerah itu sulit. Kita harus merelakan sesuatu, kemudian sesudah itu, mulai sesuatu yang baru dengan semangat baru.
     Berusaha dan terus berusaha, walau gagal dan menyerah, kita coba lagi. Dengan begitu, kita akan mencicipi posisi atas. Mungkin tidak sesuai apa yang kita harapkan, namun Tuhan sudah menyiapkan skenario terbaik untuk kita menikmati posisi atas tersebut. Tentu saja saat kita ada di atas, kita harus menyiapkan segala sesuatu agar siap menjalani masa-masa sulit lagi, karena hidup itu berputar.
 
(Image source
http://www.kawaiikakkoiisugoi.com/wp-content/uploads/
2011/08/takabisha-roller-coaster-4-620x412.jpg)

     Roller Coaster
     Bergerak naik, turun, ke kanan, ke kiri, dengan kecepatan tinggi, pernah merasakannya? Hidup adalah roller coaster perasaan. Banyak drama yang akan membuat kita terhanyut. Mari spesifikkan pembahasan kita kali ini pada sebuah kata legendaris, cinta. Menjalani romansa cinta, sama halnya menaiki roller coaster, jika tak siap, tak usah coba-coba.
     Tak usah jauh-jauh, mulai dari awal mulai tumbuh perasaan itu saja sudah menimbulkan efek roller coaster, hati tak menentu, terbayang senyumnya, tingkah lakunya, hal kecil yang ia lakukan, membuat kita ingin mengetahui segalanya tentangnya (hingga kalau dia tak suka kita hanya dianggap sebagai stalker), memimpikannya setiap malam, dan getaran detak jantung menjadi tak terkendali.
     Pendekatan. Lagi-lagi roller coaster, takut sedikit-sedikit salah, berusaha memberi image baik pada bayangannya, padahal kalau kita mau hubungan berjalan panjang, tak hanya sisi baik kita yang diperlihatkan. Apalagi ketika mengungkapkan perasaan, hati makin tak menentu, mencari apa yang dia suka, mencari lagu kesukaannya, mencari bunga kesukaannya, makanan kesukaannya.
     Mungkin ketika perasaan tersampaikan, kita merasa bahwa roller coaster sudah mencapai puncak keseruannya, namun kenyataannya semua itu baru dimulai. Jangan lupa tentang percekcokan, pertengkaran, beda pendapat, dan lain sebagainya. Semua itu bisa membuat kita jantungan, see? The roller coaster is just begin.
     Hingga suatu hubungan yang tak bisa dipertahankan karena masalah-masalah itu, roller coaster kita keluar jalur dan hati kita mati. That’s it! Hati kita mati, tapi kita sejatinya masih hidup. Maka kita sebut ini sebagai posisi bawah dari bianglala dan kita harus merangkak lagi agar posisi kita membaik.
     Em, I think I found a great words.
     Romansa cinta adalah roller coaster yang berjalan di bianglala kehidupan.
     Okay, I’m not Mario Teguh with his inspirational words.



     Aku dan Mimpiku
     Dari lika-liku-laki-laki, haha, maksud saya lika-liku kehidupan dan percintaan yang kita semua alami, saya pikir pengalaman kehidupan kita tak jauh beda, karena memang kehidupan terstruktur seperti itu (seperti skema kapan lulus – kapan kerja – kapan nikah – kapan punya anak – kapan punya cucu – kapan punya cicit – kapan mati?). Seperti tajuk tulisan ini, Life is up and down, Love is just the same, saya akan membagikan pengalaman saya dalam menjalani kehidupan dan percintaan dalam nada dan kata yang dipadukan menjadi lagu dan disatukan dalam sebuah album, bukan album foto, tapi album musik.
     Proses pengerjaan Album Aku dan Mimpiku dari saya, BAYU, masih belum selesai, namun saat ini saya bisa memberi beberapa preview lagu-lagu yang nanti mengisi album perdana saya ini. Naik turunnya kehidupan saya dalam preview ini hanya sebatas 4 lagu dan itu juga hanya beberapa menit saja. Untuk full version-nya, silahkan tunggu hingga pengerjaan album saya ini selesai.
     Karena tajuk utamanya up and down, maka saya pilihkan 2 lagu yang mewakili up, dan 2 lagu yang mewakili down

            Up
1.       Lagu Untukmu
2.       Bahagia
Down
3.       Janji?
4.       Berlalu

Untuk mendengarkan lagunya, silahkan kunjungi/klik tautan berikut….
 
Sekian dan,
selamat mendengarkan. ^^

Sabtu, 08 Oktober 2016

(Inspirasi) ~ Who Am I?

0komentar


Who Am I?

 (Image Source: http://65.media.tumblr.com/cf578a9fd43c3662c309021a2dbf0bfa/tumblr_ntpj1uaJHu1tbn8ygo1_1280.jpg)

Saat ini aku sedang mendengarkan album kompilasi Unpretty Rapstar 2. Album ini berisi beberapa lagu dari kompetisi para rapper wanita di Korea sana. Para rapper, baik dari idol sampai underground rapper saling berkompetisi memperebutkan lagu yang menjadi pengisi album ini. Aku sudah mengikuti reality show ini dari season pertama sampai tahun ini menginjak season ketiga. 

 Ji Yeon (4minute), salah satu kontestan Unpretty Rapstar 2 yang 
penampilan awalnya sangat lemah, namun selalu meningkat di 
tiap episode. 
(Image Source: https://i.ytimg.com/vi/gFKOv3g6XIU/maxresdefault.jpg)

Satu hal yang menarik, saat putaran final, peserta diberi misi untuk membawakan lagu mereka sendiri dengan tema Who Am I. Menurutku justru lagu-lagu di putaran final ini lebih bagus daripada lagu-lagu yang menjadi track di album kompilasinya. Para rapper mengeksplorasi lirik yang dipadukan dengan musik dengan gaya mereka masing-masing. Hasil dari pencarian jati diri mereka dijadikan satu lagu yang cukup mendalam. Lagu favoritku adalah dari Ji Yeon (4minute) berjudul This ain’t me dan lagu dari Moon Sua yang berjudul Who Am I?
Tentu saja tak hanya para artis atau pekerja seni yang perlu mendalami dirinya sendiri. Para rapper di atas membuat lagu yang indah dan mendalam karena pencarian jati dirinya, begitu juga dengan kehidupan kita, dengan mencari tahu jati diri kita, kita dapat berkarya dengan lebih baik karena telah mengetahui jawaban dari berbagai pertanyaan seperti untuk apa aku dilahirkan, untuk apa aku hidup, demi siapa aku berjuang, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.

Karena Orang Lain Begini, Aku Juga Begini
Ada satu perasaan unik yang kita rasakan ketika membuka jejaring sosial. Selain kita senang dapat mengetahui bagaimana keadaan teman-teman kita, ada juga perasaan yang membuat kita tergelitik dengan perkataan kapan aku bisa seperti mereka? Ketika melihat orang lain memposting foto-foto pernikahan mereka, kita langsung tergelitik aku harus cepat-cepat menikah. Ketika melihat teman kita memposting pokemon langka hasil tangkapan mereka, kita langsung tergelitik aku harus punya pokemon yang seperti mereka punyai. Ketika teman kita memposting prestasi di tempat kerja mereka, kita tergelitik kapan aku bisa seperti dia


  
Njih Mbah.... Syarate nikah pancen ngoten.... Haha.... 
(Image Source: http://1.bp.blogspot.com/-Bk1iKsuMTjI/UxCtzyUq4BI/AAAAAAAAAfo/6n_tlc2z9Rs/w426-h568/14+-+1)  



Sebenarnya ada hal positif di balik rasa tergelitik itu, kita jadi termotivasi. Namun, apa memang kita harus seperti mereka? Mereka menikah dan memposting hari bahagia mereka karena mereka telah menemukan belahan hati mereka dan merasa siap baik dari segi lahir maupun batin. Kalau kita belum merasa yakin dengan orang yang ada di samping kita, atau kita masih menyandang status pengangguran berprestasi, apakah kita akan memaksakan diri menikah di kondisi kita saat ini? Lagipula, ada tipe orang yang ingin bebas melakukan sesuatu, ingin menggapai mimpi dulu, atau banyak alasan lain yang membuatnya menunda pernikahan.
Kalau memang bukan pecinta anime atau game, apa kita akan main game Pokemon Go hanya karena sedang tren saat ini? Bertindak seolah-olah tahu tentang pokemon hanya karena sesuatu yang sedang hot saat ini.
Kalau ada yang terjun ke jurang, kita akan ikut ke jurang?

Tokoh yang ada di dalam Diri Kita
Dari kecil, kita sudah disuguhi banyak tokoh yang mempengaruhi diri kita. Mulai dari orang terdekat yang membesarkan kita, ayah dan ibu. Kemudian orang terdekat lain seperti kakak dan sahabat. Selain itu, tokoh kartun favorit kita juga turut mempengaruhi diri kita. Pernah kan kalian membayangkan diri kalian sebagai salah satu tokoh kartun favorit. Misalnya penggemar sepak bola ingin seperti Tsubasa Ozora, gitaris ingin seperti Tanaka Yukio di kartun Beck. 

Kupu kupu kupu.... Hayo, masih ingat lagunya, haha.... 
(Image Source: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0XNxhVTk6Rr68k8Jxmngw4UPzZkLjVe6qz2PDAODtBnu5ZdzpAD1vmr5noTz3IuNYLEPtMBOfAe0VmgSnzjhlRGhksK3mUxzIQRaNrHFqTYHp1HMZITaNnLxf0YZsQ-6TsVIEZKXr7Uc/s1600/Saizen__Shinsen-Subs_Captain_Tsubasa_Road_to_2002_-_31_DVD-2C7D336D.mkv_snapshot_15.14_2011.07.17_20.04.18.png


Menginjak bangku sekolah, kita disuguhi banyak karakter guru. Masuk ke dunia sastra, banyak tokoh di novel. Begitu juga di dunia hiburan, banyak idola dari luar dan dalam negeri yang kita gandrungi. Dengan banyaknya tokoh yang mempengaruhi diri kita, sedikit demi sediki mereka menjadi pecahan karakter dalam diri kita. Berapa persen dirimu yang seperti ayahmu, berapa persen sifat ayahmu yang ada dalam dirimu, berapa persen guru favoritmu yang mempengaruhi tindakanmu, berapa persen tokoh anime menjadi tolok ukur pemikiranmu, apakah kau meneladani sifat salah satu nabi dalam ajaran agamamu?
Kemudian tanyakan lagi pada dirimu, ketika kau berkelakuan seperti mereka, apakah itu dirimu sendiri?

Apa yang Sedang Kulakukan?
Penentuan jati diri memberikan kita pilihan, karena dunia memberi kita banyak pilihan. Sejak SMA, kita disuruh untuk memilih jurusan. Begitu juga saat kuliah. Kita juga memilih pekerjaan setelah lulus dari kuliah. Apakah pilihan itu selalu tepat dan merepresentasikan diri kita? Belum tentu.
Ada siswa yang ingin masuk ke jurusan IPA, namun karena nilainya dalam bidang IPA kurang, ia akhirnya masuk ke jurusan IPS. Ada seseorang yang sangat menyukai musik, namun ia kuliah dan mendalami sastra. Ada orang yang menekuni bidang seni lukis, namun ia berakhir menjadi seorang penjaga toko. Itulah masalahnya, hidup tak selalu seperti yang kita inginkan. Tak selalu hal yang menjadi kesukaan kita menjadi pilihan hidup kita juga. 



 Kalau ngga' bisa menjalani yang kamu sukai, 
sukai aja yang kamu jalani. 
Teorinya sih, haha.... 
(Image Source: https://pics.onsizzle.com/salah-jurusan-belum-tentu-salah-masa-de-pan-lucu-1367047.png)

Namun ada juga orang yang dengan bijak membagi urusan pekerjaan dan kesenangan, jadi ia tak harus bekerja di bidang yang ia sukai, namun ia meluangkan waktu untuk melakukan hal yang ia sukai. Masalah selanjutnya adalah tak semua orang bijak membagi urusan itu, atau paling tidak mereka tak memiliki waktu untuk itu.
Jadi masihkan kau berpikiran kalau seorang yang duduk tenang di belakang meja reparasi komputer pasti menyukai komputer?

Siapa Aku?
Jawabannya kompleks. Kau tak bisa menuliskan siapa dirimu hanya dalam satu halaman HVS, atau jika kau hanya menulis kurang dari itu, itu artinya kau belum mengenal dirimu secara mendalam. Bayangkan saja ketika kau melakukan sesi perkenalan di kelas, namun pasti tak banyak yang kau utarakan karena khawatir akan pandangan orang lain. Misalkan, beranikah kau melakukan sesi perkenalan dengan berkata perkenalkan aku xxx, umur xxx, aku berasal dari keluarga yang sangat miskin karena para koruptor yang mengambil uang kami, karena itu aku tidak ingin hidup lama, aku ingin semua ini hancur saja karena hidupku sudah hancur, kalau semua hancur aku dan koruptor bisa sama-sama hancur.
Bukankah nanti kau akan mendapat sorotan tajam dari teman-teman sekelasmu? Karena itu, banyak dari kita hanya berakting di depan orang lain agar dianggap normal. Apakah itu adalah diri kita ketika kita berakting? Atau karena dunia ini panggung sandiwara jadi kita diharuskan berakting? Penulis takjub banyak orang yang secara alami jenius dalam berakting dalam dunia atau panggung sandiwara ini, bahkan penulis yang mempelajari seni akting dalam satu semester saja masih kaku dalam berakting. 

Apa ngga' lelah akting terus? 
(Image Source: http://ehloo.com/wp-content/uploads/2015/12/Ekspresi-Kucing-Lucu-537x360.jpg

Kembali ke pertanyaan siapa aku, tak ada yang bisa menjawab kecuali dirimu sendiri. Tanyakan pada hatimu yang terdalam siapakah kau sebenarnya.
Kemudian ketika pertanyaan lain muncul, apakah aku harus menjadi diriku yang sebenarnya atau berakting ketika bersama orang lain, itu terserah para pembaca semua. 

Selasa, 06 September 2016

(Pengalaman SM-3T) ~ Tiap Hari Lihat Luar Negeri, Sedikit Catatan Tentang Haekesak

0komentar
Tiap Hari Lihat Luar Negeri
Sedikit Catatan Tentang Haekesak

            Sudah beberapa hari setelah penarikan SM-3T Jilid V UNNES di Kabupaten Belu dan semuanya menyisakan kenangan yang tak terlupakan. Sebenarnya kalau cerita secara lengkap tentang pengalaman mengabdi di perbatasan ini sudah jadi satu novel, namun karena tidak mungkin share satu novel penuh di blog, saya ceritakan saja sepenggal kisah di tempat pengabdianku yang bernama Haekesak. Mungkin bagi yang bukan orang NTT akan sulit mengeja nama tempat pengabdianku itu. Haekesak sebenarnya adalah nama daerah di desa Tohe, kecamatan Raihat, kabupaten Belu, NTT. Orang Atambua biasanya tidak tahu Tohe atau Raihat, mereka malah tahunya Haekesak.
            Baik, untuk mengawali tulisan ini, biasanya seorang guru akan ditanya, “Ke sekolah naik apa?” Kalau ditanya begitu, aku akan menjawab, “Naik pesawat!” Hehe…. Benar, tahun lalu saya dari Semarang ke NTT naik pesawat, tidak tanggung-tanggung, saya naik langsung 3 kali, Semarang – Jakarta, Jakarta – Kupang, dan Kupang – Atambua.

Perjalanan Kupang – Atambua

            Sesampainya di Atambua, langsung ada penyambutan dari dinas PPO kabupaten Belu. Ada tarian selamat datang dari siswa dan juga kami diberi tais atau kain adat Belu yang dikalungkan langsung oleh Bupati Belu kala itu. Tentu saja kondisi badan yang masih lelah setelah perjalanan jauh menyebabkan saya seperti memasuki dunia mimpi. Di hari itu juga, dibacakan penempatan SM-3T di kabupaten Belu. Setelah pembacaan penempatan, aku langsung dihampiri oleh dua orang guru SMKN Raihat, Pak John Seran dan Pak Yunus. Saat itu juga aku dituntun menaiki mikrolet yang disewakan untukku yang membawa 2 tas besar.
            Aku sempat merasa syok karena berada di tempat baru, dengan orang-orang yang secara fisik jelas berbeda denganku. Banyak dari mereka yang berkulit hitam dan berambut keriting. Namun itu hanya saat aku pertama datang saja, setelah dikenal lebih jauh, mereka sangat ramah, bahkan pada pendatang sepertiku. Bahasa yang digunakan oleh Pak Yunus dan Pak On, sopir mikrolet, pun aku tak mengetahuinya. Mereka menggunakan bahasa Tetun yang kala itu belum aku mengerti sama sekali. Melihatku kebingungan, Pak Yunus membuka percakapan denganku. Aku masih ingat kata-kata pertama beliau saat menjemputku dulu, “Pak Bayu lihat sungai dan gunung-gunung di sebelah sana? Itu su bukan Indonesia lagi, su luar negeri.”

Perjalanan Atambua – Haekesak

            Benar, kecamatan Raihat berbatasan langsung dengan luar negeri, tepatnya negara Timor Leste. Namun tak seperti di batas Mota’ain yang ada gapura dan monumen perbatasan, batas di kecamatan Raihat hanya sebuah sungai yang ketika musim kemarau bisa surut. Tentu saja banyak pos perbatasan di daerah ini.
            Waktu di Atambua, aku sempat senang karena sinyal Telkomsel penuh dan masih ada sinyal IM3. Sampai di Haekesak, sinyal itu berubah menjadi Telkomcel. Waktu awal-awal, aku PD saja menggunakan sinyal itu, pikirku, “Mungkin saja itu typo.” Aku bisa telpon dengan keluarga dan membuka facebook. Namun itu tak lama, tidak ada satu hari, pulsaku langsung hampir habis. Ada apa ini? Usut punya usut, aku baru tahu setelah Ibu Fat yang satu rumah denganku kala itu mengatakan bahwa itu adalah jaringan milik Timor Leste, itu juga bukan sinyal Telkomsel, itu Telkomcel. Tentu saja kalau aku memakai jaringan ini akan terjadi roaming dan memakan banyak pulsa.
            Setelah itu aku diajari untuk menyetel manual sinyal. Bicara masalah sinyal, di Haekesak sinyal hanya ada Telkomsel untuk provider Indonesia, itu saja harus menjajal keberuntungan. Sinyal Telkomsel sering hilang, bahkan parahnya aku beberapa kali mengalami hilang sinyal selama seminggu lebih. Untuk sinyal internet, jangan harap ada di sini, kecuali mau menggunakan provider milik luar negeri. Alhasil, selama setahun, aku hanya mengakses internet ketika berkunjung ke Atambua,

Cari Sinyal di Tengah Lapangan

            Kalau mengalami sinyal hilang lebih dari seminggu, jalan satu-satunya adalah berjalan kaki selama setengah jam lebih untuk pergi ke lapangan pusat kecamatan. Nah, setelah di tengah-tengah lapangan, sinyal baru muncul dan bisa menelpon keluarga atau orang terkasih yang jauh di sana. Gambar di atas menunjukkan Bang Syamsul yang sedang mencari sinyal di tengah lapangan. Pulang ngos-ngosan tak masalah asal tahu kabar di rumah semuanya sehat wal afiat.
            Di Haekesak, kebanyakan rumah bedinding bebak dan beratap seng. Jadi sangat jarang orang menggunakan atap genting. Rumah mama kepala yang pada awal penempatan saya dan Bang Syamsul tinggali (selanjutnya saya tinggal di asrama bersama dengan siswa-siswa) juga berdinding bebak dan beratap seng seperti gambar di bawah ini. Untungnya beberapa tahun terakhir Haekesak sudah dialiri listrik walaupun ada juga rumah yang tidak dialiri listrik. Sedikit peringatan juga kalau kadang listrik di Haekesak tidak stabil dan spaning. Kalau terjadi listrik nyala separuh yang ditandai dengan lampu yang nyala separuh, lebih baik copot semua alat-alat listrik. Charger saya sudah menjadi korban karena saya tetap ngotot memakai laptop di kala listrik tidak stabil.

Rumah Mama Kepala

            Kemudian kalau melihat Haekesak sedang mati lampu dan Timor Leste di seberang menyala terang benderang, siswa-siswa saya hanya berkata, “Padahal sudah berapa tahun Indonesia merdeka, ya, Pak?” Haha…. Mereka kritis juga. Aku sempat mendapat cerita, kalau dulu di sini belum ada listrik, kemudian warga mendesak pemimpin dengan berkata, “Kalau di tempat kami tidak dipasang listrik, lebih baik kami ikut Timor Leste saja!”
            Kalau soal air, Haekesak punya We Bot. We Bot adalah sumber air yang menjadi sumber irigasi utama sawah-sawah di Haekesak. We Bot berasal dari bahasa Tetun, We berarti air, dan Bot berarti besar. Secara harfiah berarti air besar, namun jangan bayangkan seperti air terjun atau semacamnya. We Bot kalau di Jawa hanya seperti sungai-sungai kecil, namun karena di NTT ini air susah, sumber air sekecil ini disebut besar. Beruntung Haekesak mempunyai We Bot, karena desa-desa sebelah seperti Asumanu harus jauh-jauh datang ke sini untuk mengambil air kala musim kemarau tiba. Mereka membawa dirijen dan datang berombongan dengan truk.
            Hanya saja aliran air We Bot tidak disalurkan ke rumah-rumah, karena itu, saya masih harus angkat-angkat air untuk keperluan sehari-hari. Hitung-hitung olahraga, hehe…. Oiya, di dekat We Bot, ada Pembangkit Listrik Tenaga Air. Karena kecilnya arus, PLTA ini hanya bisa memberikan aliran listrik kala malam tiba.

Di Dekat PLTA Haekesak

            Nah, di sini saya datang bukan untuk dolan. Saya di sini ngajar. Kalau teman-teman di penempatan lain harus berjalan berkilo-kilo meter, melewati medan yang berat, saya tidak sedramatis itu karena rumah mama kepala ada persis di depan sekolah, hehe…. Setelah saya pindah ke asrama putra bersama siswa-siswa pun tidak berjalan jauh untuk sampai ke sekolah karena asrama masih ada di kompleks SMKN Raihat. Di kompleks SMKN Raihat, tempatku mengabdi setahun ini, ada beberapa rumah guru dan dua asrama siswa, kemudian di sekitarnya baru rumah-rumah warga.

SMKN Raihat Difoto dari Laboratorium IPA

Bersama Guru-Guru SMKN Raihat

            Kalau ke sekolah memang tak usah jalan jauh. Namun, seminggu sekali aku dan Bang Syamsul harus jalan jauh untuk pergi ke pasar. Sekitar setengah jam lebih, kami harus melewati jalan yang uniknya selalu berubah setiap bulannya. Awal kami datang, jalan ke pasar masih berupa batu dan tanah. Beberapa bulan kemudian, menjadi aspal berdebu. Setelah musim penghujan datang, baru jalan menjadi mulus karena jalan baru. Dalam separuh perjalanan ke pasar, kami disuguhi sawah yang membentang luas, yang kalau musim kemarau retak-retak, namun kalau musim penghujan hijau. Sawah yang membentang itu diujungnya ada gunung yang memanjang, nah, gunung itu sudah bukan wilayah Indonesia lagi.
  
Perjalanan ke Pasar

            Di setengah perjalanan selanjutnya, kami memasuki wilayah rumah-rumah penduduk. Jadi siap-siap saja menyapa setiap warga ataupun anak-anak yang ditemui. Kami juga bertemu anak sekolah yang berangkat sekolah (ini yang kadang membuatku terharu karena anak-anak SD – SMK harus berjalan sangat jauh untuk ke sekolah) karena kami ke pasar juga di jam sekolah. Ini terpaksa kami lakukan karena memang tak ada jam mengajar di jam pertama di hari itu, juga karena pasar ini hanya buka seminggu sekali. Pasar Haekesak hanya buka pada hari Rabu. Pasar ini tak hanya menjual bahan makanan, namun juga pakaian, dan bahkan ponsel. Di sini juga jangan heran kalau Dolar masih terlihat mentereng dibanding rupiah, karena di pasar ini tak hanya warga Indonesia yang datang, namun juga orang dari luar negeri.

Pasar Haekesak

            Di seberang pasar Haekesak, ada lapangan pusat kecamatan yang biasa dipakai untuk kegiatan di tingkat kecamatan, seperti upacara hari besar nasional, berbagai perlombaan seperti sepakbola, dan juga pasar malam. Jangan harap di pasar malam ada berbagai arena permainan, di sini hanya ada berbagai wahana adu ketangkasan seperti melempar bola ke gelas dan sebagainya. Pasar malam ini walau sederhana sangat dinantikan warga, karena dalam setahun pengabdianku pun aku hanya mengalami pasar malam sekali. Saat itu aku datang bersama anak-anak asrama dan memenangkan piring dan alat makan yang selanjutnya dijadikan inventaris asrama.

Kambing yang Nyelonong Masuk ke Arena Lomba Sepak Bola

            Aku memang akrab dengan siswa karena tinggal di asrama bersama mereka. Di depan asrama, ada lahan milik siswa peternakan yang akan terlihat berbeda di musim yang berbeda. Coba lihat gambar di bawah, di musim penghujan, lahan bisa menjadi sangat hijau, rumput bahkan bisa tumbuh tinggi. Sapi dan kerbau bahkan sampai bingung mau makan rumput yang mana. Namun di gambar berikutnya, sapi dan kerbau juga bingung, namun di musim kemarau mereka bingung mau makan apa, karena rumput yang ada hanyalah rumput-rumput kering. Kondisi ini tidak hanya di lahan peternakan, saya kira seluruh Belu akan seperti ini, di musim kemarau akan sangat kering, sebaliknya, di musim penghujan bisa menjadi sangat hijau.

Sekitar Asrama di Musim Penghujan

Sekitar Asrama di Musim Kemarau

            Kalau melihat gambar di atas, Anda juga akan menyadari kalau sapi dan kerbau di sini hanya dilepas begitu saja di tanah lapang tanpa takut mereka hilang. Namun, di sini babi justru di kandang. Situasi berbeda dengan di jawa, sapi dan kerbau di kandang, babi malah kalau bisa jangan ada di sekitar. Ini wajar karena di sini harga babi jauh lebih tinggi dibanding harga sapi dan kerbau. Makanan khas dari Belu saja bernama Sei Babi.
            Di sekitar asrama siswa, ada beberapa rumah dinas para guru SMK dan beberapa rumah penduduk. Berbicara masalah penduduk Haekesak, kita tak bisa lepas dari pesta. Di tiap acara keluarga seperti Sambut Baru atau pernikahan, akan diadakan pesta sampai pagi. Benar, sampai pagi! Kalau para siswa membagi durasi pesta dengan dua istilah, Mami dan Papi (ini hanya istilah untuk bercanda saja antara aku dan anak-anak, hehe…). Pesta dimulai sekitar pukul 10 malam, itu acara Mami atau makan dan minum. Ada penyelenggara pesta yang membedakan makanan yang bisa dimakan oleh muslim (yang tidak ada daging babinya) dan makanan yang umum. Namun, apabila tak ada pembagian seperti itu, kita sebagai tamu yang harus memilih sendiri makanan yang boleh kita makan.
            Setelah acara Mami atau makan minum, pukul 12 malam, dimulailah acara Papi, atau patah pinggul (karena capek menari sampai pinggul mau patah, begitu kata anak-anak, haha…). Acara ini diisi dengan tarian Tebe, tarian di mana para pengunjung membentuk lingkaran dan bergandengan tangan kemudian menari mengikuti alunan lagu, dan tarian Dansa, tarian yang diikuti oleh pasangan. Acara tari-tarian para pengunjung ini dilaksanakan SAMPAI PAGI. Saya tak pernah mengikuti acara sampai pagi, paling pukul 1 atau 2 sudah ijin pulang. Saat saya berangkat sekolah pun, kadang musik masih terdengar dan para pengunjung masih ber-Tebe ria.
            Apa rahasia menari sampai pagi? Di Belu, ada minuman keras khas bernama Sopi. Para warga selalu berkata, “Kalau ke sini harus minum Sopi, ini adat.” Kalau sudah begini, pintar-pintarnya menolak saja bagi yang tidak ingin meminumnya. Kalau digambarkan, rasa Sopi ini seperti tape, namun efeknya sangat memabukkan, terutama bagi yang belum terbiasa. Minuman berwarna putih ini dibuat sendiri oleh warga dan dimasukkan ke botol air mineral. Jangan coba-coba meminum Sopi satu botol air mineral sendirian, biasanya Sopi diminum bergantian, satu orang menuangkan ke gelas dan diputar dari satu orang ke orang yang lain.

Pesta di Rumah Warga, Sampai Pagi

            Kalau Anda memang tak mau meminum Sopi, para warga juga tak akan mengamuk, jadi santai saja. Toleransi di Haekesak cukup tinggi, walau hanya segelintir muslim di sini (hampir semua warga beragama Katolik, ada beberapa yang Protestan), namun kami dibebaskan untuk beribadah sesuai agama kami. Sholat Jumat pada awalnya aku dan Bang Syamsul laksanakan di Atambua, walau harus merogoh kocek 100-ribuan untuk sewa motor dan bensin. Setelah beberapa minggu, Pos TNI Turiskain yang letaknya dekat dengan Haekesak mengadakan Sholat Jumat yang diikuti oleh anggota TNI Perbatasan dan pedagang pasar Turiskain yang jadwalnya tepat hari Jumat. Karena itu, tiap Jumat di jam terakhir, aku dan Bang Syamsul ijin untuk ke Pos TNI Perbatasan, melaksanakan Sholat Jumat.

Sholat Jumat di Pos TNI Turiskain

            Kini semua menyisakan kenangan. Tangisan para siswa dan teman-teman guru waktu aku pamit meninggalkan Haekesak membuatku merasa keberadaanku di Haekesak adalah sesuatu yang berharga. Paling tidak bagiku, semua kenangan waktu di Haekesak dan SMKN Raihat adalah momen-momen berharga yang mengajarkanku tentang kesederhanaan, perjuangan, kerinduan, kerja keras, dan semangat untuk selalu menembus batasan diriku.
            SMKN Raihat….
            Haekesak….
            Hau domi o….

Berburu Belut dan Kelapa Muda di Sawah


Latihan Tari Cerana


Latihan untuk Lomba Debat Bahasa Indonesia


Grup Musik “Bukan Bintang Haekesak”



Bersama Siswa-Siswa Tercinta 
 

Bayu's Secret Room © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates