Minggu, 24 November 2019

(Inspirasi) ~ Rute Infinity ~ Part III ~

Rute Infinity
~ Part III ~

     Februari 2017, tulisan bersambung Rute Infinity dimulai. Berkisah tentang jalan yang saya lalui ketika bertahan hidup di perbatasan dengan segala keterbatasannya. NTT memberi pengalaman tentang hidup yang keras dan panas, yang tetap saja bisa dijalani asal mau bersabar dan berjuang.  Desember 2017, tulisan berlanjut ke bagian dua, tentang dinginnya Bandung beserta berjuta kisah yang sekarang hanya bisa dikenang.
     Jeda ke tulisan ketiga agak lama karena beberapa hal yang mungkin hanya saya jadikan alasan saja. Pertama, sepulang dari Bandung, saya resmi menjadi pengangguran dan memulai siklus melamar pekerjaan – ditolak – melamar lagi – ditolak lagi, dan seterusnya. Kedua, kehilangan orang yang paling kusayang adalah salah satu fase yang harus kujalani dengan pura-pura kuat.
     Cukup dengan alasannya, dan kini saya akan melanjutkan blog yang tak tentu kapan tulisannya akan keluar ini. Di awal rute ini, saya akan membuat sebuah pengakuan. Ya, saya bukan orang yang berhasil dalam menggapai mimpi saya. Saya mengakui kepengecutan saya dan kini saya bekerja sebagai orang yang ada dalam rutinitas.
     Di rute kali ini, saya bukanlah mobil yang melaju untuk sampai ke tujuannya. Saya adalah jalan. Saya adalah jembatan. Walau mimpi saya tak tergapai, tetapi saya kini memiliki banyak orang yang masih memiliki banyak kesempatan untuk menggapai mimpinya. Walau saya tak bisa memberanikan diri saya menyebut diri saya penulis, tetapi saya akan menjadi jalan bagi penulis-penulis di masa depan. Saya orang yang pernah bermimpi terlalu tinggi, jadi saya akan menjadi jembatan bagi para pemimpi menghilangkan status pemimpi mereka. Ya, mereka adalah siswa-siswi saya. Guru adalah pekerjaan tetap saya.
     Di sela rutinitas, saya masih tetap membuat karya, tak muluk-muluk lagi ingin menjadi ini-itu, saya hanya ingin menyalurkan apa yang saya bisa di media. Minimal saya bisa mengenang apa yang saya lalui dan saya jelajahi melalui imaji. Di mana?



     Rutinitas adalah rute yang berputar.
     Apakah saya yang terbiasa berpetualang bisa bertahan walau ini tak sebentar?

0 komentar:

Posting Komentar

 

Bayu's Secret Room © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates