Kamis, 24 Januari 2019

(Inspirasi) ~ Lima Buku Terakhir yang Saya Baca



 
Seiring kegiatan mengajar dan banyak kejadian tak terduga di akhir tahun 2018, semakin tak ada waktu bagi saya untuk menulis karya. Namun, waktu-waktu luang masih saya gunakan untuk membaca beberapa karya dari beberapa penulis, baik yang karyanya sudah saya kenal maupun belum. Saya pikir ada baiknya saya menceritakan sedikit tentang buku-buku yang sudah saya baca, barangkali ada di antara para pembaca yang sedang mencari bacaan untuk hiburan, walau tentu saja tulisan ini murni dari sudut pandang sendiri.

Ziarah (Iwan Simatupang)



Sudah mulai saya baca mulai saat masih di Bandung. Seorang kawan pernah berkata, “Bahasanya susah, Bay.” Dan benar, ditunjang dengan isinya yang sangat absurd membuat saya membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menamatkannya walau bukunya relatif tipis. Bercerita tentang seorang pelukis yang ditinggal mati istrinya hingga ia menjadi seorang pengapur makam.
Keabsurdan Ziarah bukan merupakan hiasan, namun mengisi seluruh rangkaian cerita. Misalnya bagian di mana sang pelukis memutuskan untuk bunuh diri dengan melompat dari gedung tinggi, namun usahanya gagal karena ia menjatuhi seorang perempuan. Peristiwa yang disaksikan banyak orang, termasuk polisi, mengharuskan pelukis untuk menikahi perempuan itu. Logika yang sangat absurd, namun justru ini kekuatan dari buku ini.
Bagi yang mencari buku untuk sekadar hiburan ringan, silahkan jauhi buku ini. Namun, bila ingin mengetahui salah satu sastra yang mempengaruhi sejarah sastra di Indonesia, buku ini patut dibaca.
Nilai menurut saya: 3,5/5

Yang Fana adalah Waktu (Sapardi Djoko Damono)



            Penutup trilogi novel Hujan Bulan Juni ini cukuplah sebagai pengobat rasa penasaran tentang karya yang diangkat dari puisi dan bahkan sudah difilmkan ini. Saya masih tetap beranggapan urutan karya ini dari yang terbaik adalah puisi, film, lantas novel. Bukan berarti novel ini jelek, namun saya merasa karya ini agak dipaksakan untuk menjadi novel. Kalau saya boleh berpikir nakal, bila saja Sapardi adalah penulis pemula, novel-novelnya tak akan disentuh penerbit karena terhalang jumlah halaman yang terlampau sedikit.
            Cerita yang berpusat pada romansa Sarwono dan Pingkan yang gaya pacarannya nyastra sekali, hingga teman saya yang dari jurusan eksak berkata kalau ia tak paham baik cerita maupun puisi-puisi di dalamnya, menjadi alur utama ketiga novel yang telah terbit ini. Saya menyukai romance, namun semakin banyak buku yang saya baca, saya mulai lebih tertarik pada romance yang disisipkan pada garis besar kisah lain. Saya mulai tidak menyukai karya-karya yang murni romance, layaknya buku ini.
            Sekali lagi, bukan berarti buku ini tidak bagus. Bagi pecinta cinta-cintaan, buku novel, puisi, apalagi filmnya (karena ada Pingkan-nya), karya ini sangat direkomendasikan. Apalagi kalau menikmatinya bersama pasangan, bagi yang punya, sih.
            Nilai menurut saya: 2/5

Buku Latihan Tidur (Joko Pinurbo)



            Buku kumpulan puisi yang cukup menggelitik. Berisi puisi-puisi ringan yang cocok untuk pengantar tidur, walau kalau dikaji bisa memakan waktu cukup lama. Ukurannya yang juga ringan sangat cocok untuk dibawa berpergian. Buku ini pernah saya bawa ke Telaga Dringo waktu saya sedang membuat sebuah video dan sensasinya pas sekali. Isinya? Kalau cuplikannya bisa kalian lihat di gambar, secara keseluruhan puisinya juga bertipe sama seperti itu, seakan ringan, namun menyentil.
            Nilai menurut saya: 4/5

Arah Langkah (Fiersa Besari)



            “Mas belum tahu Fiersa Besari,” tanya temanku yang berasal dari Makassar, “Masa’, sih?” Pertanyaan itu menggelitikku untuk membeli salah satu buku di tumpukan best seller Gramedia. Saya mengenal Fiersa sebagai youtuber pendaki gunung yang teknik pengambilan gambar, editing, dan narasinya bagus. Dari situ saya mulai mengenal juga beliau sebagai seorang pemusik dengan karya-karya pop easy listening dan lirik-lirik magis.
            Lalu bagaimana dengan tulisan atau novelnya? Untuk novel ini saya rasa cukup bagus karena gaya penceritaan sudut pandang orang pertamanya membuat kita menjadi dekat dengan cerita, seakan mengalami sendiri tiap kejadian di novel. Kekuatan novel ini adalah cerita tentang lokasi-lokasi baru, bagi penulis, ketika menyelesaikan misinya untuk menjelajah Indonesia, mulai dari Sumatera, Sulawesi, dan mungkin daerah-derah lainnya di sekuelnya.
            Saya sangat paham mengapa novel-novel beliau sekarang laris di pasaran. Bahasa yang mudah diikuti namun tetap berasa nyastra membuat karya beliau dapat dinikmati oleh orang awam, maksud saya bukan dengan background sastra, sekali pun. Namun, bagi saya pribadi, saya lebih suka pada video dan musik beliau.
            Nilai menurut saya: 3/5

Kembali (Saya Sendiri)



            Nah, akhirnya kalian paham mengapa saya membuat tulisan sepanjang ini. Dalam hati, kalian pasti berkata, “Ternyata promosi terselubung.” Tidak! Sama sekali tidak, tidak salah! Saya membaca ulang karya saya yang dipublikasikan lewat aplikasi wattpad ini karena saat saya iseng-iseng membuka akun saya setelah sekian lama, ternyata ada feedback lumayan positif, dalam arti ternyata karya saya ini ada yang membaca, memberi bintang, dan ada yang berkomentar (walau hanya sedikit, namun percayalah itu sangat berarti bagi penulis pemula seperti saya).
            Saya teringat perkataan seorang gitaris dari band Jepang yang saya lupa namanya, “Kalau mau menilai bagus tidaknya lagu yang kita buat, tinggalkan lagu itu sejenak, kalau lagu itu masih bagus setelah beberapa lama kau tinggalkan, itu berarti lagu itu memang bagus.” Nah, saya mencoba mengaplikasikannya pada novel yang sudah lama tidak saya buka akunnya ini. Ternyata saat saya baca ulang, saya berkata dalam hati, “Kok saya pernah menulis cerita sekompleks ini?”
            Bercerita tentang seorang penulis yang pulang ke kampung halamannya setelah sekian lama, namun ia malah disuguhi dengan kematian berruntun di desanya. Sebagai seorang penulis novel thriller, ia malah tertantang menguak cerita sebenarnya dari desa kelahirannya itu. Kalau kalian menikmati cerita berbau misteri, novel online ini saya rekomendasikan (ya iya, lah, saya penulisnya). Dapat kalian baca secara gratis di aplikasi wattpad, dengan nama akun kurniabayu92, namun kuotanya tetap kalian yang bayar.
            Nilai menurut saya: saya serahkan kepada kalian semua.

            Selain buku-buku di atas, ada juga yang sedang saya baca, atau bahkan saya tinggalkan karena saya lelah membacanya. Mungkin di kesempatan berikutnya saya akan menulis buku-buku yang tidak tamat saya baca, beserta alasannya mengapa saya sampai mutung. Lalu, kapan saya menulis lagi? Wallahualam.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Bayu's Secret Room © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates