Minggu, 17 Juli 2016

(Video) ~ Selamat Ulang Tahun ya, Buk :D

0komentar
Buat Ibuk, langsung aja buka videonya di sini ya.... :D

https://www.youtube.com/watch?v=frGq2oPX2Gk&feature=youtu.be

Jumat, 15 Juli 2016

(Album) ~ Tentang Album Solo Pertama

2komentar
(Album) 

Tentang Album Solo Pertama 

     Kepergianku mengabdi di perbatasan tidak lantas menghentikan kegiatan bermusikku. Selain di sini aku justru semakin sering memainkan keyboard untuk acara-acara di sekolah, aku juga tetap mempersiapkan album solo pertamaku. Di sela-sela jam mengajar dan kegiatan sekolah yang padat, aku menyempatkan diri untuk bersama guitalele-ku, buku, dan pulpen untuk menuangkan ide bermusikku lewat lirik dan musik. 
     Di masa liburan sekolah ini, aku semakin gencar mempersiapkan album pertamaku itu dengan terus menulis lagu-lagu dan mengoreksi lirik-lirik yang akan kurekam. Aku juga sudah menghubungi studio rekaman di Jawa sana @everywherecords, dengan Mas Bastian yang jadi operator keren dan handal, untuk mempersiapkan aransemen lagu-lagu di album perdanaku nanti, sehingga setelah kepulanganku nanti, aku tinggal take vokal dan mengurus hal-hal lainnya. 
     Terkesan ambisius memang, mungkin banyak yang akan berpikir untuk apa buang-buang uang, buang-buang waktu, buang-buang tenaga hanya untuk suatu hal yang tak penting dan belum tentu sukses. Aku persilahkan para pembaca berpikir seperti itu, namun aku tetap melakukannya karena ini adalah mimpiku, salah satu mimpiku adalah untuk menjadi penulis lagu sekaligus menyanyikan lagu-laguku sendiri. Oleh karena itu, album ini bertajuk Aku dan Mimpiku, karena di dalamnya kucurahkan semua mimpiku selama ini. 
     Untuk album nanti, selain lagu-lagu, aku juga menyiapkan video klip yang saat ini sedang dikerjakan oleh dua orang hebat, keyboardis @rdband_official , Yusuf, dan manajernya, Nian. Aku juga penasaran, bagaimana hasil dari kerja keras mereka. Yah, karena album ini bahkan bahkan baru dalam tahap awal pengerjaan, aku belum pantas untuk menulis panjang dan lebar, jadi cukup sekian dan penulis meminta doa untuk kelancaran pembuatan album ini yang dikerjakan di sela-sela pekerjaan lain sehingga memerlukan waktu cukup lama. 
     Mungkin sebelumnya kalau kalian pernah mendengar lagu dari @rdband_official yang berjudul Pergilah, atau lagu dari @cloverfaith_id yang berjudul Now I Know, ya kira-kira seperti itulah style-ku dalam bermusik. Sudah ada gambaran, kan? Kalau belum, silahkan kepo twitter masing-masing band, hehe.... 
   Terakhir untuk hari ini, penulis akan bocorkan beberapa lagu yang akan menjadi pengisi album solo pertama, kalau ada waktu, silahkan buka :) 


     BAYU - Aku dan Mimpiku 
     1st Solo Album 

     Tracklist 
1. ....
2. Aku dan Mimpiku 
     Music Video (Belu Ver.) 
     Soundcloud 
3. ....
4. ....
5. ....
6. Bidadariku (Sebuah Lagu untuk Ibu) 
     Soundcloud 
7. ....
8. ....
9. ....
10. ....
11. ....

     Karena rilisnya masih cukup sangat lama, jadi silahkan menikmati bocoran beberapa lagu itu dulu. 
     Sudah, ya.... Sampai bertemu lagi di post selanjutnya :) 

Minggu, 10 Juli 2016

(Pengalaman Prakondisi SM-3T) ~ 18 Agustus 2015 ~ Romansa Singkat Bersama Para Sahabat

0komentar
#Latepost
#SatuTahunyangLalu
#CuplikanNovelMenembusBatasku


(Pengalaman Prakondisi SM-3T)
 

18 Agustus 2015
Romansa Singkat Bersama Para Sahabat

Dua minggu prakondisi telah berlalu. Hotel Kusma Bandungan masih menyisakan romansanya yang singkat. Dua minggu seakan tak cukup untuk membuat berbagai kenangan manis selama prakondisi. Prakondisi adalah acara yang diadakan untuk melatih kesiapan peserta SM-3T dalam melaksanakan tugasnya di daerah terpencil nanti. Untuk SM-3T Unnes angkatan V, prakondisi dilaksanakan pada tanggal 3-17 Agustus 2015 di Hotel Kusma, Kawasan Wisata Bandungan, Semarang.
Sebelumnya aku telah mencari info di internet tentang acara ini di tahun sebelumnya. Banyak yang bercerita dan mereka mengungkapkan bahwa acara ini cukup menantang. Mereka diharuskan mengikuti kegiatan di barak TNI, makan minum ala TNI yang harus habis dalam waktu yang singkat. Berbagai kegiatan yang keras juga mereka ceritakan dalam blog mereka. Aku sempat merasa risau, tetapi aku harus terus melangkah ke depan!
Kenyataan yang kudapat tidak sepenuhnya sama dengan apa yang kubaca di internet. Prakondisi memang mempunyai beberapa hal yang cukup berat, namun tidak semuanya seperti itu. Buktinya aku justru merasa ingin prakondisi ini diperpanjang. Kenangan indah yang tercipta di sini begitu kompleks dan tak kan terlupakan.

Hari 1-2 – Halo Teman-Teman Baru! Halo Bapak-Bapak TNI!
Pemberangkatan kami masih diliputi rasa risau. Masih terlihat keragu-raguan di wajah teman-teman, terutama teman-temanku yang kukenal selama kuliah, teman dari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2010. Mereka adalah Yana, Dina, Norma, dan Prisma. Ada juga beberapa kakak kelas dari angkatan 2009, Mas Toni T., Mas Nur Fatoni, Mas Aji Ismail, Mas Nurrudin Aji, Pak Wo, dan Mbak Fifi. Ada satu lagi dari PBSI UNNES yang ikut program ini, Mas Malik dari angkatan 2007.

 

Bersama Teman-Teman Peserta Prakondisi SM-3T Angkatan V Mapel Bahasa Indonesia 

Aku sudah tak terkejut dengan jalan dari Semarang ke Bandungan karena aku sudah biasa bolak-balik ke sana ketika PPL (praktik mengajar yang dilakukan mahasiswa kependidikan) dulu aku ditempatkan di SMPN 1 Ambarawa. Ternyata Hotel Kusma adalah hotel yang biasa kulalui dulu. Ketika suatu hari aku berangkat ke sekolah PPL, temanku menyeletuk, “Bagaimana kalau kita menginap di hotel ini selama PPL?” Ia mengatakan dengan nada bercanda, akupun menimpali, “Gila, semalam saja sudah mahal, apalagi selama PPL? Uang dari mana menginap di hotel? Sudah, syukuri saja rumah yang sudah kita sewa selama PPL.”
Aku tak menyangka dua tahun kemudian aku bisa menginap di hotel itu dengan gratis, fasilitas lengkap, dan pelayanan prima selama dua minggu. Aku tak perlu menyapu ruangan, sudah ada petugas kebersihan. Walaupun kamarku selama 2 minggu lebih mirip kos-kosan karena pakaian yang tergeletak di mana-mana. Tak perlu mencuci, sudah ada petugas laundry. Makanan? Wah, 3 kali sehari dan 4 sehat 5 sempurna. Beruntung sekali prakondisi dilakukan di tempat seperti ini!
Kamar 706, kamar yang strategis, berada di satu kompleks (dari 3 kompleks) yang berbentuk angkare. Di deretan tengah adalah kamar laki-laki, kemudian dua deretan pinggirnya adalah deretan kamar para gadis. Mushola terletak di belakang kamarku ini. Kamar ini mempertemukan lima manusia unik dengan kepribadiannya masing-masing. Trio BK (Bimbingan dan Konseling) dan senior PBSI yang tak kalah unik.
 
 Bersama Teman-Teman Sekamar Prakondisi

Senior yang berada di kamarku tergolong seorang introvert sepertiku, sehingga ia seakan memiliki dunianya sendiri ketika waktu senggang. Mas Malik adalah mahasiswa bahasa Indonesia sepertiku yang juga menyukai musik, sehingga ia turut antusias ketika mendengarkan musik-musik ciptaanku. Ia memberi komentar positif yang membuat semangatku bertambah untuk bermusik. Misalnya, “Lagunya asyik,” atau “Karakter suaramu seperti vokalis Wayang yang dulu, ya?” Kesukaannya pada musik membuatnya mendengarkan musik melalui headset dengan suara yang luar biasa keras, bahkan ketika pagi hari saat semuanya tidur, suara musik dari headset itu bisa terdengar. Di balik diamnya, ia adalah orang yang memiliki banyak pengetahuan, ia selalu membaca artikel dari internet yang membuatnya bisa berbicara tentang apapun. Lucunya, ia justru menjadi yang sering di-bully oleh teman sekamar ataupun teman sejurusan ketika sesi materi. Misalnya ia tak akan mendengar suara apa pun ketika mendengarkan lagu lewat headset, sehingga ketika teman-teman ataupun aku sendiri meneriakinya ia tak akan mendengar dan tak bergeming dari dunia-nya. Atau malah lagu yang ia senandungkan dengan suara keras (ia tak sadar ketika ia bersenandung suaranya terdengar keras oleh orang lain) dijadikan bahan tebak lagu oleh teman sekamar. Memang kamar ini diisi oleh orang gila semua.
Trio BK yang pertama adalah Doni. Ia tipe orang yang tak bisa diam. Ia adalah penghangat suasana. Selalu bertingkah konyol dan mencari perhatian, terutama dari kaum hawa karena ia juga seorang jomlo. Sifatnya itu membuat suasana tak sepi, ada saja kekonyolan yang ia perbuat. Jargon yang selalu ia katakan adalah, “Aku adalah orang yang punya otak, tapi tak punya pikiran.” Konyol. Sifatnya ini membuat Mas Toni tak bisa tinggal diam, ia selalu menceramahinya untuk tak berlebihan. Lalu di akhir-akhir prakondisi ia justru terlihat akrab dengan Mas Toni, Doni mengatakan kalau berbicara dengan Mas Toni bisa membuat hati tenang. Tetap saja, Doni adalah seorang yang ingin mengungkapkan apa yang ia rasakan secara langsung, selalu menggoda wanita, dan tak bisa diam. Namun ketika ia galau, itu terlihat secara langsung. Ia bisa berjalan-jalan sendiri di waktu malam, makan sendiri, itu ketia ia galau. Orang yang tak kalah unik.
Andi, trio BK yang kedua. Seorang gitaris handal yang juga memiliki musikalitas cukup tinggi, hanya saja logatnya terdengar lucu ketika menyanyi, terutama bahasa Inggris, namun ia bisa menyanyi dengan suara dua. Satu-satunya yang telah memiliki pasangan di kamar 706. Si tinggi ini cukup memiliki minat dalam jejepangan. Kamar 706 memang memiliki minat dalam jejepangan, namun kadarnya berbeda-beda. Momen tergila ketika bersama Andi adalah ketika aku, Ikhwan, dan Andi bernyanyi bersama ala siaran radio di dua malam terakhir prakondisi. Ikhwan sebagai penyiar dan bernyanyi suara satu. Aku mengiringi dengan gitar. Sedangkan Andi mengisi suara dua. Ketika lagu “Musnah” dari Andra and the Backbone, di jeda sebelum reff, Andi melompat dari kursi ke pekarangan. Benar-benar ala rocker yang melompat dari panggung. Malam itu benar-benar mengesankan, bergitar ria sampai pukul 00.00 lebih, sambil mengganggu pasangan yang sedang pacaran, sekaligus menghibur jiwa-jiwa yang lelah selama prakondisi.
Ikhwan, dia yang termuda di kamar namun terlihat paling dewasa. Dari kata-katanya, bisa kutebak ia adalah anak organisasi yang dulu aktif dalam kepengurusan kampus. Ia terlihat yang paling serius dan paling normal dari trio BK yang ada di kamar 706. Ia juga gemar membaca. Kegilaannya mulai nampak di akhir-akhir prakondisi. Seperti ketika ia mengolok-olok Mas Malik yang ketahuan bahwa ia adalah mantan aktivis rohis dan nasyid. Ikhwan menyanyi “Balonku ada Lima” namun dengan nada nasyid. Hal itu membuat Mas Malik geregetan. Bersama dengan mereka adalah momen-momen yang berkesan dalam babak hidupku.
Selain bertemu dengan teman-teman baru, pada hari pertama kami juga juga berkenalan dengan para TNI. Mereka adalah instruktur yang diperintahkan melatih mental para peserta SM-3T angkatan V. Pada malam pertama diisi dengan motivasi dari Pak Eko, salah satu instruktur yang menurutku adalah favorit peserta. Ia mematahkan pandangan bahwa para anggota TNI orangnya galak. Ia justru seorang yang humoris dengan banyak kekonyolan ketika menyampaikan materi, misalnya, “Kita itu semuanya kaya, iya, kaya kuek,” Dengan logat Jawa Tegal, ia membuat seisi ruangan tertawa.
Ia juga memberi semacam motivasi. Ketika seisi ruangan diredupkan dan ia bercerita tentang perjuangan ayah dan ibu. Ini motivasi yang biasa kudengar ketika ikut pramuka dulu, atau ketika sebelum ujian nasional. Namun inilah momen yang bisa membuatku menangis. Dulu aku tak terlalu merasakan kesedihan ketika mengikuti motivasi karena dulu aku adalah siswa badung yang sering bolos sekolah dan tak memikirkan apapun tentang kehidupan. Namun aku sudah selangkah di depan, aku tak bisa lagi seperti itu, aku tak bisa bersikap kekanak-kanakan. Ini saatnya aku berjuang, demi orang tua dan demi diriku sendiri.
Hari kedua diisi dengan latihan kerjasama tim. Kami, 337 peserta SM-3T dibagi secara acak ke dalam beberapa tim berisi kurang lebih 10 orang. Kami saling berlomba dalam beberapa pos, seperti pos menyalurkan air lewat pipa, mengisi gentong yang berlubang banyak, melewati tembok, pos teka-teki, melintasi seutas tali, melintasi jembatan darurat, dan permainan lain. Lomba memang mencari pemenang. Kelompokku sempat mencari kemenangan terlalu keras sehingga melupakan faktor keamanan, ada anggota yang terkilir maupun berdarah. Kami mendapat hukuman dari instruktur untuk tiarap beberapa menit dan merenungi kesalahan kami. Kami pun menyadari bahwa kemenangan bukanlah segala-galanya, ada yang lebih penting yang ingin diajarkan kepada kami, kebersamaan.

Hari 3-8 – Belajar Mengajar ala 3T
Hakikat pembelajaran di SM-3T adalah mengajar dalam keterbatasan. Sumber belajar yang terbatas, fasilitas mengajar yang kurang, juga media yang tak tersedia. Tetapi kita justru lupa potensi terbesar di daerah terpencil, alam. Kita bisa menggunakan alam sebagai media, sumber belajar dan fasilitas yang langsung diberikan oleh Tuhan. Misalnya untuk membuat puisi, tidak perlu memberikan tayangan melalui LCD, cukup mengajak siswa keluar kelas, memandang alam sekitar yang luas, gunung-gunung yang menjulang, birunya langit, serta segarnya udara yang belum terkotori oleh polusi. Alam memberi banyak inspirasi untuk membuat kata-kata dalam puisi.
Dalam sesi peer teaching, kebetulan sekali aku mendapat bagian maju. Tidak semua peserta maju karena alasan waktu, sehingga peserta yang maju untuk praktik mengajar diacak. Aku berdoa untuk tak maju karena aku belum siap mengajar, apalagi kelas yang akan diajar adalah kelas rangkap, dengan kata lain mengajar dua kelas sekaligus dengan materi yang berbeda. Tetapi Tuhan memberiku kesempatan untuk maju berlatih mengajar. Aku mengajar dengan materi seadanya, hasilnya aku mendapat banyak kritik. Salah satunya adalah tentang suara yang kurang keras, apalagi ini adalah dua kelas yang besar. Kritik-kritik seperti ini sangat membangun, apalagi untukku yang merupakan fresh graduate yang belum mempunyai banyak pengalaman.
Ketika sesi praktik mengajar, ada cerita yang cukup lucu terkait dengan teman sekamarku, Mas Malik. Pendamping peer teaching kelas kami ternyata adalah mahasiswa bahasa Indonesia UNNES angkatan 2008, dengan kata lain adik kelas Mas Malik. Dulu Mas Malik ikut HIMA dan pasti ikut dalam orientasi siswa baru, ia menjadi senior dari pendamping yang akan menilai performa mengajar kelas kami. Kebetulan hari itu Mas Malik juga mendapat kesempatan maju praktik mengajar. Performa Mas Malik cukup bagus, hanya saja ia terlihat sedikit grogi dan selalu membenarkan poninya. Hal itu mendapat sorotan dari pendamping kami, apalagi ketika membahas poni, seisi kelas tertawa. Entah bagaimana perasaan Mas Malik. Namun lucunya, ketika sesi selesai, di luar kelas pendamping kami menghampiri Mas Malik dan mengucapkan maaf atas perlakuannya tadi pada Mas Malik. Ada-ada saja hal yang dialami seniorku satu itu.


Hari 9-12 – Cinta Sebatas Patok Tenda
… Akankah cintaku sebatas patok tenda
Tenda terbongkar sayonara cinta….
Begitulah penggalan lirik lagu Cinta Sebatas Patok Tenda yang diajarkan ketika sesi materi UKS dan kepramukaan. Banyak teman yang galau karena akan meninggalkan kekasihnya. Ada juga yang galau karena tak punya kekasih. Ada juga yang galau menanti kepastian karena cinta lokasi di bumi prakondisi. Materi pramuka ini memberi perasaan nostalgia untukku karena vakum mengikuti kepramukaan sejak kuliah. Kemudian lagu ini juga menambah kegalauan para peserta, termasuk untukku pribadi. Aku sempat berniat mencari belahan jiwa di acara ini, namun memang acara ini terlalu singkat.
Ada sedikit kecemburuan diantara kamar 706 dan kamar lainnya, terutama kamar wanita. Tiap malam, kadang aku bermain gitar dan bernyanyi bersama teman-teman. Karena kamar yang strategis, kami dapat melihat pemandangan beberapa kamar wanita yang di depannya telah terisi beberapa pasangan putra dan putri. CINLOK! Beberapa jomlo di kamar 706 pasti merasa ini kurang adil! Mengapa kami tak mendapatkan cinta juga? Apa salah kami? Mungkin itulah curahan hati para jomlo akut ini.
Aku bukan tanpa usaha. Aku sempat menanyakan kepada teman KKN-ku yang kebetulan satu kelas denganku. Karena aku lumayan akrab dengannya, aku bisa bertanya tentang kenalannya yang sekelas denganku. Namun, aku terkena ranjau. Ranjau dalam hal ini adalah ia sudah mempunyai kekasih, bahkan tunangan. Itu bukan hanya satu, namun ada juga teman yang kutaksir, namun ia sudah bercincin, bertunangan! RANJAU!
Aku tak menyerah, strategiku adalah mengajak bicara secara pribadi, dari percakapan itu aku bisa menilai bagaimana sifatnya. Lalu atas pengalamanku menjalin kasih dengan wanita di masa lalu, aku bisa menentukan bagaimana apabila aku bersama dengannya berdasarkan kecocokan sifatku dengannya. Ketika sifatnya cocok dengan kriteriaku, aku mulai beraksi. Aku pun memulai aksiku. Namun, namun, namun… Ada saja tembok besar yang menghadang!
Pada era modern seperti sekarang, HP sangat diperlukan untuk memperlancar proses pendekatan. Mulai dari ngobrol yang bisa lebih intensif, telepon-teleponan, sampai mengajak ketemuan dan kencan. Ketika aku akan memulai aksiku (PDKT), si kucrut yang tak bisa diam, Doni, beraksi di kamar. Ia yang tak bisa diam mulai mengayunkan tangan kecilnya, ke sana dan ke sini, hingga menyentuh HP-ku yang sedang diisi ulang. HP pun melayang. Aku melongo. Pyar! HP-ku jatuh dan berserakan. Saat temanku mengaktifkannya, HP-ku tak bisa digerakkan, touchscreen-nya rusak! MANTAP!
Doni memang orang yang bertanggung jawab, ia mau mencarikan tempat servis HP. Tetapi bukan itu masalahnya. Bagaimana dengan PDKT-ku? Akhirnya aku tak melanjutkan misi ini, tanpa HP, hanya dengan pendekatan manual, PDKT tak akan maksimal. Apalagi HP-ku selesai diservis ketika prakondisi hampir selesai. Ya sudahlah. Tak apa. Jodoh pasti bertemu. Semua akan indah pada waktunya. Hanya saja, kapan? Wallahu a’lam….

Hari 13-15 – Bertahan Hidup, Bertahan Menjalani Kesendirian, Berlari, namun tak Lari dari Kenyataan
Kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran di kelas sudah selesai. Materi dikembalikan kepada TNI. Pelatihan bertahan hidup pun dimulai. Survival adalah materi yang menjadi ciri khas TNI, dalam bahasa Indonesia disebut ketahanmalangan. Kami diajarkan bagaimana berburu hewan melalui perangkap, mengenali tanaman yang bisa dimakan dan tak bisa dimakan, dan mencari air dalam tanah dengan kawat serta arah mata angin melalui bintang.
Mungkin hal yang paling menarik adalah ketika TNI memberi contoh cara menyembelih berbagai hewan, mulai dari kelinci, biawak, katak, serta ular. Itulah pertama kali aku merasakan daging ular. Tidak ada rasanya, karena cara memasak kami yang asal-asalan. Kami hanya menyate ular dan kelinci, membakar ubi dan jagung, sebisa kami. Meletakkannya dalam bara api. Memberi bumbu hanya dengan kecap untuk ular dan kelinci. Rasa yang didapat pun aneh. Tak heran banyak diantara kami kelaparan karena siang hari kami tak mendapat makan, kami diharuskan memakan dari hasil bakaran sendiri. Ketika malam hari, kami balas dendam dengan makan sebanyak-banyaknya makanan dari hotel. Kadang sebagai manusia kita memang lupa bersyukur atas nikmat makanan yang didapat setiap hari.
Bertahan hidup sukses diajarkan TNI. Lalu bagaimana dengan kesendirian? Pastinya aku juga harus bertahan hingga saatnya tiba nanti. Bersabar. Terburu-buru hanya akan mengulang siklus PDKT-jadian-putus-PDKT seperti yang kualami beberapa kali. Jika aku tak ingin sakit hati lagi, aku harus menemukan pendamping yang tepat. Mungkin tak di prakondisi, mungkin di penempatanku nanti. Entahlah. Tuhan pasti memberiku yang terbaik.
Aku tak boleh lari dari kenyataan lagi. Semua harus kujalani. Perlahan, dengan tenang, menuju tujuan yang kini kuemban, mencerdaskan bangsa. Aku menemukan kata-kata mutiara ketika membuka twitter beberapa waktu yang lalu. Sejauh apapun kita bertugas, kita tetap sedekat di Indonesia. Terkait penempatanku, aku ditempatkan di Belu, Nusa Tenggara Timur. Kabupaten ini berbatasan darat langsung dengan Timor Leste. Kabarnya tempat ini adalah tempat kering dan ada beberapa daerah yang belum mendapat listrik. Kita lihat saja bagaimana kenyataannya. Besok aku akan terbang ke tempat bertugasku itu. Dari Bandara Ahmad Yani, Semarang, menuju Jakarta, lalu Kupang. Setelah jalur udara, dilanjutkan naik bis sampai ke Belu. Seperti apa gerangan kau Belu? Satu hal yang pasti, aku tak akan lari lagi!

(New Song) ~ Di Bulan Juli, Tahun ini

0komentar
Di Bulan Juli, Tahun ini


     Setahun bergelut dengan tugas negara, tentunya jenuh terasa. Bukan tidak menikmati, justru aku sangat antusias dalam menjalankan tugas-tugas di sekolah hingga kabupaten, tapi karena itu juga tanpa terasa lelah melanda begitu saja. Karena itu liburan semester II ini aku maksimalkan untuk istirahat. 
     Jauh dari keluarga dan orang-orang terkasih, apalagi setahun dalam program SM-3T ini, apalagi kata yang pantas selain rindu? Karena itu, setelah lama tak membuat lagu, kuambil guitalele, pulpen, buku, laptop, dan semuanya yang biasa kugunakan untuk merekam lagu seperti dulu. Karena inspirasi datang menggebu-gebu, akan jadi penyakit kalau tak kutuangkan dalam sebuah lagu.
     Karena aku mengambil jalan memutar yang sangat jauh untuk sampai ke Budokan, kemajuanku dalam bidang musik terasa lambat. Namun jangan salah, berjuta inspirasi yang kudapatkan kini menjadi modal baru untuk berkarya. Tanpa banyak kata-kata lagi, silahkan dengarkan lagu yang baru saja selesai ku tulis ini.

Judul Lagu: Di Bulan Juli, Tahun ini 

Lirik: @bayu_vie
Musik: @bayu_vie 
+ my lovely guitalele, Compaq, Microsoft Lumia 540, Adobe Audition, segelas es teh, segenggam kerinduan 

Langsung saja meluncur ke soundcloud: 



Jumat, 08 Juli 2016

(Pengalaman Seleksi SM-3T) ~ 12 Juli 2015 ~ Harus Bahagia atau tak Bahagia?

0komentar
#Latepost
#SatuTahunyangLalu
#CuplikanNovelMenembusBatasku

(Pengalaman Seleksi SM-3T)



12 Juli 2015
Harus Bahagia atau tak Bahagia?

            Sehabis berbuka puasa dengan segelas Goodday Chocochino dan beberapa potong pisang goreng buatan sendiri, aku membuka laptop kesayanganku untuk melakukan apa yang selama ini ada di anganku ketika hari ini tiba. Hari ini adalah pengumuman seleksi wawancara program SM-3T yang merupakan seleksi tahap akhir setelah sebelumnya ada seleksi administrasi dan seleksi tes akademik secara online. Terkait dengan apa yang ada di anganku tadi, aku berangan-angan ingin menulis tentang apa saja yang aku alami dalam program ini andai aku lulus seleksi. Karena aku dinyatakan lulus, maka aku mulai menulis catatan-catatan ini, mulai dari hari ini.
            Lagu dari supercell yang berjudul The Bravery mengalun dari laptopku mengiringi tulisanku. Benar, aku adalah penggemar band-band Jepang dan segala yang berhubungan dengan Jepang tetapi memilih jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai tempatku menimba ilmu di bangku kuliah. Memang hidupku sudah penuh salah jurusan, termasuk pilihanku kali ini. Masa-masa kuliahku dipenuhi dengan bermain musik serta mencipta lagu dengan beberapa band dengan genre yang berbeda-beda. Kemudian setelah beberapa tahun berkecimpung sebagai rocker, aku mendaftar dalam sebuah program mengajar sebagai guru. Tapi kurasa aku sudah mulai terbiasa dengan salah jurusan ini.
            SM-3T adalah program pemerintah untuk para sarjana muda yang ingin mengabdikan dirinya di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal. Program ini sudah ada beberapa tahun lalu dan semasa kuliah pikiranku tentang program ini adalah, “Ini adalah program untuk orang yang berhati mulia, yang benar-benar perduli dengan bangsanya. Jadi, mana mungkin aku ikut?” Tahun lalu ada beberapa temanku yang juga ikut program ini, di benakku mereka adalah orang-orang hebat dan aku tak pernah berpikir sedikitpun untuk mengikuti jejak mereka.



 Kreasi Tulisan SM-3T oleh Peserta Prakondisi SM-3T UNNES Angkatan V
 
            Hingga hari menjelang kelulusan tiba, kembali aku melihat baliho besar berisi pendaftaran SM-3T ketika berjalan-jalan dan mencari jajanan di simpang tujuh UNNES dekat embung, tempat mahasiswa UNNES memadu kasih. Ketika itu aku bersama adikku dan aku melontarkan sebuah pertanyaan iseng, “Tuh, ikutan buat ngajar di pedalaman, prodimu ada, lho! Kalau aku, mah, nggak akan mungkin ikut begituan.” Pertanyaan super iseng, padahal adikku masih semester awal dan aku juga tak berminat mengikutinya. Akhirnya kutinggalkan baliho itu sambil menenteng jajanan untuk dimakan di kos.
            Hari terus berganti, kehidupanku sebagai pengangguran teladan berjalan sangat mulus. Tiap hari menonton anime (kartun animasi dari Jepang), film, drama, maupun live konser band-band favorit. Aku juga sudah berhenti dari band, karena kupikir pencapaianku hanya segini saja, artinya tidak bisa go nasional bahkan go international. Ketika telah sampai pada realita, bahwa aku tak bisa mencari uang hanya dari musik, aku berhenti main band dan mulai memikirkan pekerjaan lain. Aku sudah mencari berbagai lowongan, tetapi sebagai calon sarjana pendidikan, sangat jarang yang menerimanya kecuali sebagai guru tentunya. Pencarian terus berlanjut, sambil menemani adikku yang masih aktif kuliah, sambil menunggu kelulusan, aku melakukan rutinitas yang menurutku menyenangkan itu, menonton apa yang bisa ditonton melalui laptop, hingga berubah dari menyenangkan menjadi membosankan.
            Aku tidak bisa terus seperti ini.
           
Tahap Awal – Seleksi Administrasi
Begitulah. Akhirnya aku teringat tentang baliho dan iseng membuka situs pendaftaran SM-3T. Kemudian aku membaca info yang tertera sambil mengunduh anime, lalu aku malah keterusan mengunduh anime. Hari berganti dan kulihat pendaftaran SM-3T hampir ditutup, terlintas di benakku, “Nggak ada salahnya, kan, mendaftar? Paling juga nggak keterima.” Kuingat waktu itu sekitar pukul satu pagi, saat para downloader memaksimalkan kuota malam, aku terbangun sejenak dari tidurku dan mau melanjutkan rutinitas mengunduh anime. Iseng kubuka situs pendaftaran SM-3T, kemudian aku mulai mengisi biodata diri. Hingga disuruh mengunggah foto dengan background biru. Kusuruh adikku mengedit, karena tidak selesai, kuedit sendiri foto itu dengan bantuan google, “Cara mengubah latar belakang foto.” Foto beres. Tapi apalagi ini? Upload ijazah? Aku ‘kan belum wisuda? Ah! SKL. Kebetulan aku sudah mengurus SKL, jadi masalah ini teratasi. Lalu, apalagi ini, transkrip nilai! Ah! Di SBVT kan ada daftar nilainya, mungkin bisa dipakai. Aku pun melengkapi kolom isian dengan menggampangkan. Dalam hatiku, “Ah, paling juga nggak lulus.”
            Hari wisuda pun tiba. Kini aku sudah resmi menjadi pengangguran setelah sebelumnya menjadi pengangguran terselubung. Tak enak rasanya, kalau bertemu orang sudah tak ada alasan lagi tentang, “Apa yang sedang kamu lakukan?” Kalau sebelumnya aku masih bisa berkilah, “Menunggu wisuda.” Aku mulai ditawari pekerjaan oleh orangtuaku, tapi aku bersikeras ingin mencari sendiri.
Hingga di hari pengumuman seleksi tahap administrasi SM-3T tiba. Aku menunggu adikku yang sedang kuliah, sambil hotspot-an, ditemani nyamuk-nyamuk nakal yang dengan senang hati mencumbu diri karena saat itu magrib dan gelap di kampus. Adikku tiba dan saat itu pula aku membuka pengumuman. Tanpa kuduga aku lolos tahap ini, padahal aku mengisi data dengan seadanya, artinya tanpa ijazah dan transkrip nilai. Dalam benakku, “Apa yang harus kulakukan?” Atau dalam bahasa Jawa keren-nya, “Terus aku kudu piye?

Tahap Tes Akademik
Tahap kedua adalah tes seleksi akademik secara online. Pada tahap ini, aku harus melengkapi berkas seperti fotokopi ijazah dan transkrip nilai yang sudah dilegalisasi. Aku mengurusnya di kampus dan secara kebetulan bertemu dengan rekan sebandku, Yusuf, bersama dengan dua teman serombelnya, Prisma dan Wawan. Ternyata Prisma dan Wawan juga mengikuti seleksi SM-3T. Aku bersyukur ada teman yang aku kenal dalam seleksi ini.
Dalam tes akademik, ada beberapa macam tes, diantaranya tes potensi akademik, tes kemampuan dasar, dan tes materi prodi. Aku belajar hanya untuk tes yang terakhir, karena banyak materi kuliah yang aku lupa. Aku berusaha untuk serius, karena bila telah mencapai tahap ini, tidak ada alasan bagiku untuk setengah hati mengikuti seleksi ini. Aku mendengar kabar kalau banyak peserta yang tidak lolos tahap awal, termasuk orang yang aku hormati, temanku semasa KKN, Agus. Dia kupandang sebagai orang yang sangat cocok untuk program ini. Ia lihai dalam memimpin selama KKN dulu serta memiliki semangat yang tinggi. Kalau aku tak serius mengikuti tes ini, aku akan menyakiti hati orang-orang seperti dia. Oleh karena itu, aku berusaha mencari alasan untukku mengikuti program ini, aku berusaha mencari niat, agar tak ada istilah setengah hati.
Aku masih muda, kurasa hidupku hanya seperti ini saja. Aku harus berpetualang. Dunia ini luas!  
Itu alasan pertamaku. Membayangkan diriku menjelajahi pelosok Indonesia. Sebelum ini aku bahkan tak berniat seperti itu, tak sedikit pun. Tetapi ketika aku telah memasuki tahap ini, kurasa inilah waktunya! Di program ini aku bisa jalan-jalan gratis, bahkan di bayar, untuk menelusuri tempat-tempat indah di Indonesia yang belum banyak terjamah tangan kotor manusia. Mungkin ini adalah kesempatanku berjalan-jalan di negeri sendiri, sebelum selanjutnya jalan-jalan ke luar negeri, seperti ke Jepang. Itu destinasi selanjutnya!

Aku muak dengan negara ini. Aku harus berbuat sesuatu untuk merubah negara yang sudah busuk ini, walau hanya hal kecil.
Kerjaanku hanya mengeluh selama ini. Protes dengan keadaan bangsa dengan banyaknya koruptor, kemiskinan, kemerosotan moral, dan masalah kompleks lain. Pada suatu titik, aku merenung, apa yang sudah kulakukan? Apa aku hanya bisa mengeluh? Tidak! Aku masih muda, aku masih bisa mengubah negeri ini. Karena aku adalah sarjana pendidikan, lewat jalan inilah aku bisa membangun negeriku, mengajar. Dengan program SM-3T, pemerataan pendidikan bisa diatasi.

Dua alasan utama itulah yang mendorongku untuk menyelesaikan proses seleksi ini dengan serius. Aku melaksanakan tes online di kampus adikku, gedung D-10, lab matematika, UNNES. Sudah kuduga kalau aku dipanggil masuk terakhir karena aku mendaftar di hari-hari terakhir sebelum penutupan.
Tes potensi akademik sangat menyenangkan! Soal-soalnya seperti teka-teki, seperti pada soal mencari pola pada urutan bilangan. Ini mengingatkanku pada beberapa serial detektif. Tapi aku keasyikan mengerjakan soal hingga tak sadar kehabisan waktu. Tak apalah, hanya sedikit pertanyaan yang terlewat. Tes kemampuan dasar cukup bisa kukerjakan karena aku sudah terbiasa mengerjakan soal bahasa Inggris, aku dulu jagoan bahasa Inggris di SMA, tetapi lagi-lagi aku salah jurusan dan masuk pada prodi bahasa Indonesia. Tes prodi juga bisa kulahap habis walau beberapa nomor aku kurang yakin menjawab dengan benar.
Pengumuman pun tiba. Aku masih berpikiran, “Apa yang harus kulakukan kalau aku lolos?” Masih, “Nek aku lolos, aku kudu piye?” Sekitar pukul satu, lagi, aku buka lewat HP dan, lolos. Aku kembali berpikiran, “Aku kudu piye?” Lalu aku meyakinkan diriku, “Mungkin ini memang jalanku.”

Tes Wawancara
Hari pertama tes wawancara tiba. Aku melihat banyak orang dari berbagai daerah. Orang yang pertama kutemui berasal dari Malang. “Niat juga orang ini,” kataku dalam hati. Dibandingkan denganku, aku memang beasal dari UNNES, sehingga karena tes wawancara ini diadakan di UNNES, aku tak terlalu pusing untuk mencari penginapan dan sebagainya karena sewa kosku masih. Hari pertama dilalui dengan pengarahan bagaimana tes dilaksanakan, yaitu satu penguji menguji 8-10 calon. Hari itu juga diputarkan film tentang SM-3T angkatan pertama, bagaimana mereka menjalani hidup dari sulitnya medan, hingga sekolah yang tak dibangun dengan layak. Selain itu ada berbagai masalah lain, misalnya sulitnya komunikasi lewat ponsel karena sinyal sulit didapat, ada juga siswa yang harus dijemput untuk sampai ke sekolah, hingga ada beberapa peserta yang gugur dalam menjalankan tugasnya karena terseret arus sungai saat hendak mengajar.
Di sinilah ujian sebenarnya menurutku. Ketika kita takut dengan situasi seperti itu, maka kita pasti tak akan mengikuti wawancara hari kedua. Aku pribadi, walau ada perasaan sedikit takut, tetapi aku banyak tertantang. Aku ingin menaklukkan setahun di tempat pengabdian dengan tanpa cela. Kematian yang ditayangkan juga merupakan kecelakaan saja, menurutku, sedangkan kecelakaan bisa terjadi di mana saja, bukan hanya di situ. Aku salut dengan beliau yang gugur, ia mati syahid dalam perjuangan mencerdaskan anak bangsa.
Hari kedua, aku bertemu banyak teman sejurusan, diantaranya Wawan dan Prisma yang dulu kutemui saat mengurus persyaratan, kemudian ada juga teman seangkatan lain seperti Yana dan Dina. Beberapa kakak kelas juga ada, bahkan adik kelas juga ada beberapa, diantaranya Nuryeni yang duduk di dekatku saat wisuda lalu. Ada juga teman semasa SMA seperti A’an dan Heri BS.
Kami berbincang sejenak sambil menunggu sesi kami, sesi 2. Beberapa teman menyiapkan dokumen. Bagian ini juga butuh perjuangan, sih. Banyak dokumen seperti surat keterangan bebas narkoba yang harus diurus di puskesmas, bayar 55 ribu rupiah. Kemudian Surat keterangan sehat yang juga diurus di puskesmas, bayar 5 ribu. SKCK, total mungkin ada 50 ribu karena aku membuat 2 jenis, polres dan polsek, padahal yang diperlukan hanya satu, yaitu polres. Surat-surat pernyataan lain yang diberi materai juga harus disiapkan.
Pada pelaksanaan wawancara, aku menjawab sebisanya, beberapa pertanyaan berkaitan dengan permasalahan yang ada pada film di hari pertama dan bagaimana mengatasinya. Ada juga pertanyaan mengenai prestasi. Aku menemukan perhatian dari penguji ketika aku menceritakan tentang karirku sebagai penulis yang menulis beberapa karya, walau kurang begitu laris dalam hal penjualan. Beliau bertanya tentang bagaimana karir menulisku kalau aku diterima, aku justru berkata kalau ini sekaligus sebagai survei lapangan, pengalamanku selama mengabdi di pedalaman bisa kubuat menjadi karya baru, dengan nafas baru tentunya.
Pengumuman hasil tes wawancara maju sehari, dari tanggal 13 Juli menjadi hari ini, 12 Juli. Aku sempat berdebar melihat hasil dari tes ini, walau tak tahu harus bahagia atau tidak setelah melihat pengumuman. Di rumah aku mendapatkan sinyal yang jelek, sehingga ketika membuka pengumuman selalu gagal. Kemudian kebetulan hari ini aku bersama ayah dan adik berjalan-jalan mencari baju baru untuk lebaran di kecamatan seberang. Di sana aku mendapat sinyal yang bagus dan kubuka pengumuman itu. Aku bernafas lega ketika mendapati tulisan lolos, walau masih sedikit perasaan, “Aku kudu piye?” Walau masih sedikit gamang, “Apakah aku harus bahagia atau tak bahagia?”
Aku memberi saran pada diriku sendiri, seperti saran yang telah lalu untuk kejadian-kejadian lalu, “Jalani saja….”
Aku pun menyiapkan berbagai hal untuk prakondisi bulan depan, 2 – 17 Agustus 2015. Persiapan fisik, mental, dan materi. Semoga ceritaku selanjutnya masih panjang dan asyik, tak hanya asyik di awal. Amin…. 
 

Bayu's Secret Room © 2010

Blogger Templates by Splashy Templates