Buat Ibuk, langsung aja buka videonya di sini ya.... :D
https://www.youtube.com/watch?v=frGq2oPX2Gk&feature=youtu.be
di
15.59
Minggu, 17 Juli 2016
(Video) ~ Selamat Ulang Tahun ya, Buk :D
0komentar
Diposting oleh -
kurniabayu
di
04.59
Jumat, 15 Juli 2016
(Album) ~ Tentang Album Solo Pertama
2komentar
Diposting oleh -
kurniabayu
(Album)
Tentang Album Solo Pertama
Kepergianku mengabdi di perbatasan tidak lantas menghentikan kegiatan bermusikku. Selain di sini aku justru semakin sering memainkan keyboard untuk acara-acara di sekolah, aku juga tetap mempersiapkan album solo pertamaku. Di sela-sela jam mengajar dan kegiatan sekolah yang padat, aku menyempatkan diri untuk bersama guitalele-ku, buku, dan pulpen untuk menuangkan ide bermusikku lewat lirik dan musik.
Di masa liburan sekolah ini, aku semakin gencar mempersiapkan album pertamaku itu dengan terus menulis lagu-lagu dan mengoreksi lirik-lirik yang akan kurekam. Aku juga sudah menghubungi studio rekaman di Jawa sana @everywherecords, dengan Mas Bastian yang jadi operator keren dan handal, untuk mempersiapkan aransemen lagu-lagu di album perdanaku nanti, sehingga setelah kepulanganku nanti, aku tinggal take vokal dan mengurus hal-hal lainnya.
Terkesan ambisius memang, mungkin banyak yang akan berpikir untuk apa buang-buang uang, buang-buang waktu, buang-buang tenaga hanya untuk suatu hal yang tak penting dan belum tentu sukses. Aku persilahkan para pembaca berpikir seperti itu, namun aku tetap melakukannya karena ini adalah mimpiku, salah satu mimpiku adalah untuk menjadi penulis lagu sekaligus menyanyikan lagu-laguku sendiri. Oleh karena itu, album ini bertajuk Aku dan Mimpiku, karena di dalamnya kucurahkan semua mimpiku selama ini.
Untuk album nanti, selain lagu-lagu, aku juga menyiapkan video klip yang saat ini sedang dikerjakan oleh dua orang hebat, keyboardis @rdband_official , Yusuf, dan manajernya, Nian. Aku juga penasaran, bagaimana hasil dari kerja keras mereka. Yah, karena album ini bahkan bahkan baru dalam tahap awal pengerjaan, aku belum pantas untuk menulis panjang dan lebar, jadi cukup sekian dan penulis meminta doa untuk kelancaran pembuatan album ini yang dikerjakan di sela-sela pekerjaan lain sehingga memerlukan waktu cukup lama.
Mungkin sebelumnya kalau kalian pernah mendengar lagu dari @rdband_official yang berjudul Pergilah, atau lagu dari @cloverfaith_id yang berjudul Now I Know, ya kira-kira seperti itulah style-ku dalam bermusik. Sudah ada gambaran, kan? Kalau belum, silahkan kepo twitter masing-masing band, hehe....
Terakhir untuk hari ini, penulis akan bocorkan beberapa lagu yang akan menjadi pengisi album solo pertama, kalau ada waktu, silahkan buka :)
BAYU - Aku dan Mimpiku
1st Solo Album
Tracklist
1. ....
2. Aku dan Mimpiku
Music Video (Belu Ver.)
Soundcloud
3. ....
4. ....
5. ....
6. Bidadariku (Sebuah Lagu untuk Ibu)
Soundcloud
7. ....
8. ....
9. ....
10. ....
11. ....
Karena rilisnya masih cukup sangat lama, jadi silahkan menikmati bocoran beberapa lagu itu dulu.
Sudah, ya.... Sampai bertemu lagi di post selanjutnya :)
di
14.48
Minggu, 10 Juli 2016
(Pengalaman Prakondisi SM-3T) ~ 18 Agustus 2015 ~ Romansa Singkat Bersama Para Sahabat
0komentar
Diposting oleh -
kurniabayu
#Latepost
#SatuTahunyangLalu
#CuplikanNovelMenembusBatasku
#SatuTahunyangLalu
#CuplikanNovelMenembusBatasku
(Pengalaman Prakondisi SM-3T)
18 Agustus 2015
Romansa Singkat Bersama Para
Sahabat
Dua minggu prakondisi telah
berlalu. Hotel Kusma Bandungan masih menyisakan romansanya yang singkat. Dua
minggu seakan tak cukup untuk membuat berbagai kenangan manis selama prakondisi.
Prakondisi adalah acara yang diadakan untuk melatih kesiapan peserta SM-3T
dalam melaksanakan tugasnya di daerah terpencil nanti. Untuk SM-3T Unnes
angkatan V, prakondisi dilaksanakan pada tanggal 3-17 Agustus 2015 di Hotel
Kusma, Kawasan Wisata Bandungan, Semarang.
Sebelumnya aku telah mencari info
di internet tentang acara ini di tahun sebelumnya. Banyak yang bercerita dan
mereka mengungkapkan bahwa acara ini cukup menantang. Mereka diharuskan
mengikuti kegiatan di barak TNI, makan minum ala TNI yang harus habis dalam
waktu yang singkat. Berbagai kegiatan yang keras juga mereka ceritakan dalam
blog mereka. Aku sempat merasa risau, tetapi aku harus terus melangkah ke
depan!
Kenyataan yang kudapat tidak
sepenuhnya sama dengan apa yang kubaca di internet. Prakondisi memang mempunyai
beberapa hal yang cukup berat, namun tidak semuanya seperti itu. Buktinya aku
justru merasa ingin prakondisi ini diperpanjang. Kenangan indah yang tercipta
di sini begitu kompleks dan tak kan terlupakan.
Hari
1-2 – Halo Teman-Teman Baru! Halo Bapak-Bapak TNI!
Pemberangkatan kami masih diliputi
rasa risau. Masih terlihat keragu-raguan di wajah teman-teman, terutama
teman-temanku yang kukenal selama kuliah, teman dari Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia angkatan 2010. Mereka adalah Yana, Dina, Norma, dan Prisma. Ada
juga beberapa kakak kelas dari angkatan 2009, Mas Toni T., Mas Nur Fatoni, Mas
Aji Ismail, Mas Nurrudin Aji, Pak Wo, dan Mbak Fifi. Ada satu lagi dari PBSI UNNES
yang ikut program ini, Mas Malik dari angkatan 2007.
Bersama Teman-Teman Peserta Prakondisi SM-3T Angkatan V Mapel Bahasa Indonesia
Aku sudah tak terkejut dengan jalan
dari Semarang ke Bandungan karena aku sudah biasa bolak-balik ke sana ketika
PPL (praktik mengajar yang dilakukan mahasiswa kependidikan) dulu aku
ditempatkan di SMPN 1 Ambarawa. Ternyata Hotel Kusma adalah hotel yang biasa
kulalui dulu. Ketika suatu hari aku berangkat ke sekolah PPL, temanku
menyeletuk, “Bagaimana kalau kita menginap di hotel ini selama PPL?” Ia
mengatakan dengan nada bercanda, akupun menimpali, “Gila, semalam saja sudah
mahal, apalagi selama PPL? Uang dari mana menginap di hotel? Sudah, syukuri
saja rumah yang sudah kita sewa selama PPL.”
Aku tak menyangka dua tahun
kemudian aku bisa menginap di hotel itu dengan gratis, fasilitas lengkap, dan
pelayanan prima selama dua minggu. Aku tak perlu menyapu ruangan, sudah ada
petugas kebersihan. Walaupun kamarku selama 2 minggu lebih mirip kos-kosan
karena pakaian yang tergeletak di mana-mana. Tak perlu mencuci, sudah ada
petugas laundry. Makanan? Wah, 3 kali
sehari dan 4 sehat 5 sempurna. Beruntung sekali prakondisi dilakukan di tempat
seperti ini!
Kamar 706, kamar yang strategis,
berada di satu kompleks (dari 3 kompleks) yang berbentuk angkare. Di deretan
tengah adalah kamar laki-laki, kemudian dua deretan pinggirnya adalah deretan
kamar para gadis. Mushola terletak di belakang kamarku ini. Kamar ini
mempertemukan lima manusia unik dengan kepribadiannya masing-masing. Trio BK (Bimbingan
dan Konseling) dan senior PBSI yang tak kalah unik.
Bersama Teman-Teman Sekamar Prakondisi
Senior yang berada di kamarku
tergolong seorang introvert sepertiku, sehingga ia seakan memiliki dunianya sendiri
ketika waktu senggang. Mas Malik adalah mahasiswa bahasa Indonesia sepertiku
yang juga menyukai musik, sehingga ia turut antusias ketika mendengarkan
musik-musik ciptaanku. Ia memberi komentar positif yang membuat semangatku
bertambah untuk bermusik. Misalnya, “Lagunya asyik,” atau “Karakter suaramu
seperti vokalis Wayang yang dulu, ya?” Kesukaannya pada musik membuatnya
mendengarkan musik melalui headset dengan
suara yang luar biasa keras, bahkan ketika pagi hari saat semuanya tidur, suara
musik dari headset itu bisa
terdengar. Di balik diamnya, ia adalah orang yang memiliki banyak pengetahuan,
ia selalu membaca artikel dari internet yang membuatnya bisa berbicara tentang
apapun. Lucunya, ia justru menjadi yang sering di-bully oleh teman sekamar ataupun teman sejurusan ketika sesi
materi. Misalnya ia tak akan mendengar suara apa pun ketika mendengarkan lagu
lewat headset, sehingga ketika
teman-teman ataupun aku sendiri meneriakinya ia tak akan mendengar dan tak
bergeming dari dunia-nya. Atau malah
lagu yang ia senandungkan dengan suara keras (ia tak sadar ketika ia
bersenandung suaranya terdengar keras oleh orang lain) dijadikan bahan tebak
lagu oleh teman sekamar. Memang kamar ini diisi oleh orang gila semua.
Trio BK yang pertama adalah Doni.
Ia tipe orang yang tak bisa diam. Ia adalah penghangat suasana. Selalu
bertingkah konyol dan mencari perhatian, terutama dari kaum hawa karena ia juga
seorang jomlo. Sifatnya itu membuat suasana tak sepi, ada saja kekonyolan yang
ia perbuat. Jargon yang selalu ia katakan adalah, “Aku adalah orang yang punya
otak, tapi tak punya pikiran.” Konyol. Sifatnya ini membuat Mas Toni tak bisa
tinggal diam, ia selalu menceramahinya untuk tak berlebihan. Lalu di
akhir-akhir prakondisi ia justru terlihat akrab dengan Mas Toni, Doni
mengatakan kalau berbicara dengan Mas Toni bisa membuat hati tenang. Tetap
saja, Doni adalah seorang yang ingin mengungkapkan apa yang ia rasakan secara
langsung, selalu menggoda wanita, dan tak bisa diam. Namun ketika ia galau, itu
terlihat secara langsung. Ia bisa berjalan-jalan sendiri di waktu malam, makan
sendiri, itu ketia ia galau. Orang yang tak kalah unik.
Andi, trio BK yang kedua. Seorang
gitaris handal yang juga memiliki musikalitas cukup tinggi, hanya saja logatnya
terdengar lucu ketika menyanyi, terutama bahasa Inggris, namun ia bisa menyanyi
dengan suara dua. Satu-satunya yang telah memiliki pasangan di kamar 706. Si
tinggi ini cukup memiliki minat dalam jejepangan.
Kamar 706 memang memiliki minat dalam jejepangan,
namun kadarnya berbeda-beda. Momen tergila ketika bersama Andi adalah ketika aku,
Ikhwan, dan Andi bernyanyi bersama ala siaran radio di dua malam terakhir
prakondisi. Ikhwan sebagai penyiar dan bernyanyi suara satu. Aku mengiringi
dengan gitar. Sedangkan Andi mengisi suara dua. Ketika lagu “Musnah” dari Andra and the Backbone, di jeda sebelum
reff, Andi melompat dari kursi ke pekarangan. Benar-benar ala rocker yang
melompat dari panggung. Malam itu benar-benar mengesankan, bergitar ria sampai
pukul 00.00 lebih, sambil mengganggu pasangan yang sedang pacaran, sekaligus
menghibur jiwa-jiwa yang lelah selama prakondisi.
Ikhwan, dia yang termuda di kamar
namun terlihat paling dewasa. Dari kata-katanya, bisa kutebak ia adalah anak
organisasi yang dulu aktif dalam kepengurusan kampus. Ia terlihat yang paling
serius dan paling normal dari trio BK yang ada di kamar 706. Ia juga gemar
membaca. Kegilaannya mulai nampak di akhir-akhir prakondisi. Seperti ketika ia
mengolok-olok Mas Malik yang ketahuan bahwa ia adalah mantan aktivis rohis dan
nasyid. Ikhwan menyanyi “Balonku ada Lima” namun dengan nada nasyid. Hal itu
membuat Mas Malik geregetan. Bersama dengan mereka adalah momen-momen yang
berkesan dalam babak hidupku.
Selain bertemu dengan teman-teman
baru, pada hari pertama kami juga juga berkenalan dengan para TNI. Mereka
adalah instruktur yang diperintahkan melatih mental para peserta SM-3T angkatan
V. Pada malam pertama diisi dengan motivasi dari Pak Eko, salah satu instruktur
yang menurutku adalah favorit peserta. Ia mematahkan pandangan bahwa para
anggota TNI orangnya galak. Ia justru seorang yang humoris dengan banyak
kekonyolan ketika menyampaikan materi, misalnya, “Kita itu semuanya kaya, iya, kaya kuek,” Dengan logat Jawa Tegal, ia membuat seisi ruangan
tertawa.
Ia juga memberi semacam motivasi.
Ketika seisi ruangan diredupkan dan ia bercerita tentang perjuangan ayah dan
ibu. Ini motivasi yang biasa kudengar ketika ikut pramuka dulu, atau ketika
sebelum ujian nasional. Namun inilah momen yang bisa membuatku menangis. Dulu
aku tak terlalu merasakan kesedihan ketika mengikuti motivasi karena dulu aku
adalah siswa badung yang sering bolos sekolah dan tak memikirkan apapun tentang
kehidupan. Namun aku sudah selangkah di depan, aku tak bisa lagi seperti itu,
aku tak bisa bersikap kekanak-kanakan. Ini saatnya aku berjuang, demi orang tua
dan demi diriku sendiri.
Hari kedua diisi dengan latihan kerjasama
tim. Kami, 337 peserta SM-3T dibagi secara acak ke dalam beberapa tim berisi
kurang lebih 10 orang. Kami saling berlomba dalam beberapa pos, seperti pos
menyalurkan air lewat pipa, mengisi gentong yang berlubang banyak, melewati
tembok, pos teka-teki, melintasi seutas tali, melintasi jembatan darurat, dan
permainan lain. Lomba memang mencari pemenang. Kelompokku sempat mencari
kemenangan terlalu keras sehingga melupakan faktor keamanan, ada anggota yang
terkilir maupun berdarah. Kami mendapat hukuman dari instruktur untuk tiarap
beberapa menit dan merenungi kesalahan kami. Kami pun menyadari bahwa
kemenangan bukanlah segala-galanya, ada yang lebih penting yang ingin diajarkan
kepada kami, kebersamaan.
Hari
3-8 – Belajar Mengajar ala 3T
Hakikat pembelajaran di SM-3T
adalah mengajar dalam keterbatasan. Sumber belajar yang terbatas, fasilitas
mengajar yang kurang, juga media yang tak tersedia. Tetapi kita justru lupa
potensi terbesar di daerah terpencil, alam. Kita bisa menggunakan alam sebagai
media, sumber belajar dan fasilitas yang langsung diberikan oleh Tuhan.
Misalnya untuk membuat puisi, tidak perlu memberikan tayangan melalui LCD,
cukup mengajak siswa keluar kelas, memandang alam sekitar yang luas,
gunung-gunung yang menjulang, birunya langit, serta segarnya udara yang belum
terkotori oleh polusi. Alam memberi banyak inspirasi untuk membuat kata-kata
dalam puisi.
Dalam sesi peer teaching, kebetulan sekali aku mendapat bagian maju. Tidak
semua peserta maju karena alasan waktu, sehingga peserta yang maju untuk
praktik mengajar diacak. Aku berdoa untuk tak maju karena aku belum siap
mengajar, apalagi kelas yang akan diajar adalah kelas rangkap, dengan kata lain
mengajar dua kelas sekaligus dengan materi yang berbeda. Tetapi Tuhan memberiku
kesempatan untuk maju berlatih mengajar. Aku mengajar dengan materi seadanya,
hasilnya aku mendapat banyak kritik. Salah satunya adalah tentang suara yang
kurang keras, apalagi ini adalah dua kelas yang besar. Kritik-kritik seperti
ini sangat membangun, apalagi untukku yang merupakan fresh graduate yang belum mempunyai banyak pengalaman.
Ketika sesi praktik mengajar, ada
cerita yang cukup lucu terkait dengan teman sekamarku, Mas Malik. Pendamping peer teaching kelas kami ternyata adalah
mahasiswa bahasa Indonesia UNNES angkatan 2008, dengan kata lain adik kelas Mas
Malik. Dulu Mas Malik ikut HIMA dan pasti ikut dalam orientasi siswa baru, ia
menjadi senior dari pendamping yang akan menilai performa mengajar kelas kami. Kebetulan
hari itu Mas Malik juga mendapat kesempatan maju praktik mengajar. Performa Mas
Malik cukup bagus, hanya saja ia terlihat sedikit grogi dan selalu membenarkan
poninya. Hal itu mendapat sorotan dari pendamping kami, apalagi ketika membahas
poni, seisi kelas tertawa. Entah bagaimana perasaan Mas Malik. Namun lucunya,
ketika sesi selesai, di luar kelas pendamping kami menghampiri Mas Malik dan
mengucapkan maaf atas perlakuannya tadi pada Mas Malik. Ada-ada saja hal yang
dialami seniorku satu itu.
Hari
9-12 – Cinta Sebatas Patok Tenda
…
Akankah cintaku sebatas patok tenda
Tenda
terbongkar sayonara cinta….
Begitulah penggalan lirik lagu
Cinta Sebatas Patok Tenda yang diajarkan ketika sesi materi UKS dan
kepramukaan. Banyak teman yang galau karena akan meninggalkan kekasihnya. Ada
juga yang galau karena tak punya kekasih. Ada juga yang galau menanti kepastian
karena cinta lokasi di bumi prakondisi. Materi pramuka ini memberi perasaan
nostalgia untukku karena vakum mengikuti kepramukaan sejak kuliah. Kemudian
lagu ini juga menambah kegalauan para peserta, termasuk untukku pribadi. Aku
sempat berniat mencari belahan jiwa di acara ini, namun memang acara ini
terlalu singkat.
Ada sedikit kecemburuan diantara
kamar 706 dan kamar lainnya, terutama kamar wanita. Tiap malam, kadang aku
bermain gitar dan bernyanyi bersama teman-teman. Karena kamar yang strategis, kami
dapat melihat pemandangan beberapa kamar wanita yang di depannya telah terisi
beberapa pasangan putra dan putri. CINLOK! Beberapa jomlo di kamar 706 pasti
merasa ini kurang adil! Mengapa kami tak mendapatkan cinta juga? Apa salah
kami? Mungkin itulah curahan hati para jomlo akut ini.
Aku bukan tanpa usaha. Aku sempat
menanyakan kepada teman KKN-ku yang kebetulan satu kelas denganku. Karena aku
lumayan akrab dengannya, aku bisa bertanya tentang kenalannya yang sekelas
denganku. Namun, aku terkena ranjau. Ranjau dalam hal ini adalah ia sudah
mempunyai kekasih, bahkan tunangan. Itu bukan hanya satu, namun ada juga teman
yang kutaksir, namun ia sudah bercincin, bertunangan! RANJAU!
Aku tak menyerah, strategiku adalah
mengajak bicara secara pribadi, dari percakapan itu aku bisa menilai bagaimana
sifatnya. Lalu atas pengalamanku menjalin kasih dengan wanita di masa lalu, aku
bisa menentukan bagaimana apabila aku bersama dengannya berdasarkan kecocokan
sifatku dengannya. Ketika sifatnya cocok dengan kriteriaku, aku mulai beraksi.
Aku pun memulai aksiku. Namun, namun, namun… Ada saja tembok besar yang
menghadang!
Pada era modern seperti sekarang,
HP sangat diperlukan untuk memperlancar proses pendekatan. Mulai dari ngobrol
yang bisa lebih intensif, telepon-teleponan, sampai mengajak ketemuan dan
kencan. Ketika aku akan memulai aksiku (PDKT), si kucrut yang tak bisa diam,
Doni, beraksi di kamar. Ia yang tak bisa diam mulai mengayunkan tangan
kecilnya, ke sana dan ke sini, hingga menyentuh HP-ku yang sedang diisi ulang. HP
pun melayang. Aku melongo. Pyar! HP-ku jatuh dan berserakan. Saat temanku
mengaktifkannya, HP-ku tak bisa digerakkan, touchscreen-nya
rusak! MANTAP!
Doni memang orang yang bertanggung
jawab, ia mau mencarikan tempat servis HP. Tetapi bukan itu masalahnya.
Bagaimana dengan PDKT-ku? Akhirnya aku tak melanjutkan misi ini, tanpa HP,
hanya dengan pendekatan manual, PDKT tak akan maksimal. Apalagi HP-ku selesai
diservis ketika prakondisi hampir selesai. Ya sudahlah. Tak apa. Jodoh pasti
bertemu. Semua akan indah pada waktunya. Hanya saja, kapan? Wallahu a’lam….
Hari
13-15 – Bertahan Hidup, Bertahan Menjalani Kesendirian, Berlari, namun tak Lari
dari Kenyataan
Kegiatan yang berkaitan dengan
pembelajaran di kelas sudah selesai. Materi dikembalikan kepada TNI. Pelatihan
bertahan hidup pun dimulai. Survival
adalah materi yang menjadi ciri khas TNI, dalam bahasa Indonesia disebut
ketahanmalangan. Kami diajarkan bagaimana berburu hewan melalui perangkap,
mengenali tanaman yang bisa dimakan dan tak bisa dimakan, dan mencari air dalam
tanah dengan kawat serta arah mata angin melalui bintang.
Mungkin hal yang paling menarik
adalah ketika TNI memberi contoh cara menyembelih berbagai hewan, mulai dari
kelinci, biawak, katak, serta ular. Itulah pertama kali aku merasakan daging
ular. Tidak ada rasanya, karena cara memasak kami yang asal-asalan. Kami hanya
menyate ular dan kelinci, membakar ubi dan jagung, sebisa kami. Meletakkannya
dalam bara api. Memberi bumbu hanya dengan kecap untuk ular dan kelinci. Rasa
yang didapat pun aneh. Tak heran banyak diantara kami kelaparan karena siang
hari kami tak mendapat makan, kami diharuskan memakan dari hasil bakaran
sendiri. Ketika malam hari, kami balas dendam dengan makan sebanyak-banyaknya
makanan dari hotel. Kadang sebagai manusia kita memang lupa bersyukur atas
nikmat makanan yang didapat setiap hari.
Bertahan hidup sukses diajarkan
TNI. Lalu bagaimana dengan kesendirian? Pastinya aku juga harus bertahan hingga
saatnya tiba nanti. Bersabar. Terburu-buru hanya akan mengulang siklus
PDKT-jadian-putus-PDKT seperti yang kualami beberapa kali. Jika aku tak ingin
sakit hati lagi, aku harus menemukan pendamping yang tepat. Mungkin tak di
prakondisi, mungkin di penempatanku nanti. Entahlah. Tuhan pasti memberiku yang
terbaik.
Aku tak boleh lari dari kenyataan
lagi. Semua harus kujalani. Perlahan, dengan tenang, menuju tujuan yang kini
kuemban, mencerdaskan bangsa. Aku menemukan kata-kata mutiara ketika membuka
twitter beberapa waktu yang lalu. Sejauh apapun kita bertugas, kita tetap
sedekat di Indonesia. Terkait penempatanku, aku ditempatkan di Belu, Nusa
Tenggara Timur. Kabupaten ini berbatasan darat langsung dengan Timor Leste. Kabarnya
tempat ini adalah tempat kering dan ada beberapa daerah yang belum mendapat
listrik. Kita lihat saja bagaimana kenyataannya. Besok aku akan terbang ke
tempat bertugasku itu. Dari Bandara Ahmad Yani, Semarang, menuju Jakarta, lalu
Kupang. Setelah jalur udara, dilanjutkan naik bis sampai ke Belu. Seperti apa
gerangan kau Belu? Satu hal yang pasti, aku tak akan lari lagi!
di
01.32
(New Song) ~ Di Bulan Juli, Tahun ini
0komentar
Diposting oleh -
kurniabayu
Di Bulan Juli, Tahun ini
Setahun bergelut dengan tugas negara, tentunya jenuh terasa. Bukan tidak menikmati, justru aku sangat antusias dalam menjalankan tugas-tugas di sekolah hingga kabupaten, tapi karena itu juga tanpa terasa lelah melanda begitu saja. Karena itu liburan semester II ini aku maksimalkan untuk istirahat.
Jauh dari keluarga dan orang-orang terkasih, apalagi setahun dalam program SM-3T ini, apalagi kata yang pantas selain rindu? Karena itu, setelah lama tak membuat lagu, kuambil guitalele, pulpen, buku, laptop, dan semuanya yang biasa kugunakan untuk merekam lagu seperti dulu. Karena inspirasi datang menggebu-gebu, akan jadi penyakit kalau tak kutuangkan dalam sebuah lagu.
Karena aku mengambil jalan memutar yang sangat jauh untuk sampai ke Budokan, kemajuanku dalam bidang musik terasa lambat. Namun jangan salah, berjuta inspirasi yang kudapatkan kini menjadi modal baru untuk berkarya. Tanpa banyak kata-kata lagi, silahkan dengarkan lagu yang baru saja selesai ku tulis ini.
Karena aku mengambil jalan memutar yang sangat jauh untuk sampai ke Budokan, kemajuanku dalam bidang musik terasa lambat. Namun jangan salah, berjuta inspirasi yang kudapatkan kini menjadi modal baru untuk berkarya. Tanpa banyak kata-kata lagi, silahkan dengarkan lagu yang baru saja selesai ku tulis ini.
Judul Lagu: Di Bulan Juli, Tahun ini
Lirik: @bayu_vie
Musik: @bayu_vie
+ my lovely guitalele, Compaq, Microsoft Lumia 540, Adobe Audition, segelas es teh, segenggam kerinduan
Langsung saja meluncur ke soundcloud:
di
17.51
Jumat, 08 Juli 2016
(Pengalaman Seleksi SM-3T) ~ 12 Juli 2015 ~ Harus Bahagia atau tak Bahagia?
0komentar
Diposting oleh -
kurniabayu
#Latepost
#SatuTahunyangLalu
#CuplikanNovelMenembusBatasku
#SatuTahunyangLalu
#CuplikanNovelMenembusBatasku
(Pengalaman Seleksi SM-3T)
12 Juli 2015
Harus Bahagia atau tak Bahagia?
Sehabis
berbuka puasa dengan segelas Goodday
Chocochino dan beberapa potong pisang goreng buatan sendiri, aku membuka
laptop kesayanganku untuk melakukan apa yang selama ini ada di anganku ketika
hari ini tiba. Hari ini adalah pengumuman seleksi wawancara program SM-3T yang
merupakan seleksi tahap akhir setelah sebelumnya ada seleksi administrasi dan
seleksi tes akademik secara online. Terkait dengan apa yang ada di anganku
tadi, aku berangan-angan ingin menulis tentang apa saja yang aku alami dalam
program ini andai aku lulus seleksi. Karena aku dinyatakan lulus, maka aku
mulai menulis catatan-catatan ini, mulai dari hari ini.
Lagu
dari supercell yang berjudul The Bravery mengalun dari laptopku
mengiringi tulisanku. Benar, aku adalah penggemar band-band Jepang dan segala
yang berhubungan dengan Jepang tetapi memilih jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia sebagai tempatku menimba ilmu di bangku kuliah. Memang hidupku sudah
penuh salah jurusan, termasuk pilihanku kali ini. Masa-masa kuliahku dipenuhi
dengan bermain musik serta mencipta lagu dengan beberapa band dengan genre yang berbeda-beda. Kemudian
setelah beberapa tahun berkecimpung sebagai rocker,
aku mendaftar dalam sebuah program mengajar sebagai guru. Tapi kurasa aku sudah
mulai terbiasa dengan salah jurusan ini.
SM-3T
adalah program pemerintah untuk para sarjana muda yang ingin mengabdikan
dirinya di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal. Program ini sudah ada
beberapa tahun lalu dan semasa kuliah pikiranku tentang program ini adalah,
“Ini adalah program untuk orang yang berhati mulia, yang benar-benar perduli
dengan bangsanya. Jadi, mana mungkin aku ikut?” Tahun lalu ada beberapa temanku
yang juga ikut program ini, di benakku mereka adalah orang-orang hebat dan aku
tak pernah berpikir sedikitpun untuk mengikuti jejak mereka.
Kreasi Tulisan SM-3T oleh Peserta Prakondisi SM-3T UNNES Angkatan V
Hingga
hari menjelang kelulusan tiba, kembali aku melihat baliho besar berisi
pendaftaran SM-3T ketika berjalan-jalan dan mencari jajanan di simpang tujuh
UNNES dekat embung, tempat mahasiswa UNNES memadu kasih. Ketika itu aku bersama
adikku dan aku melontarkan sebuah pertanyaan iseng, “Tuh, ikutan buat ngajar di
pedalaman, prodimu ada, lho! Kalau aku, mah,
nggak akan mungkin ikut begituan.” Pertanyaan super iseng,
padahal adikku masih semester awal dan aku juga tak berminat mengikutinya. Akhirnya
kutinggalkan baliho itu sambil menenteng jajanan untuk dimakan di kos.
Hari
terus berganti, kehidupanku sebagai pengangguran teladan berjalan sangat mulus.
Tiap hari menonton anime (kartun
animasi dari Jepang), film, drama, maupun live
konser band-band favorit. Aku juga sudah berhenti dari band, karena kupikir
pencapaianku hanya segini saja, artinya tidak bisa go nasional bahkan go
international. Ketika telah sampai pada realita, bahwa aku tak bisa mencari
uang hanya dari musik, aku berhenti main band dan mulai memikirkan pekerjaan
lain. Aku sudah mencari berbagai lowongan, tetapi sebagai calon sarjana
pendidikan, sangat jarang yang menerimanya kecuali sebagai guru tentunya. Pencarian
terus berlanjut, sambil menemani adikku yang masih aktif kuliah, sambil
menunggu kelulusan, aku melakukan rutinitas yang menurutku menyenangkan itu,
menonton apa yang bisa ditonton melalui laptop, hingga berubah dari
menyenangkan menjadi membosankan.
Aku tidak bisa terus seperti ini.
Tahap
Awal – Seleksi Administrasi
Begitulah. Akhirnya aku teringat
tentang baliho dan iseng membuka situs pendaftaran SM-3T. Kemudian aku membaca
info yang tertera sambil mengunduh anime,
lalu aku malah keterusan mengunduh anime. Hari berganti dan kulihat
pendaftaran SM-3T hampir ditutup, terlintas di benakku, “Nggak ada salahnya, kan, mendaftar? Paling juga nggak keterima.” Kuingat waktu itu sekitar pukul satu pagi, saat para downloader memaksimalkan kuota malam,
aku terbangun sejenak dari tidurku dan mau melanjutkan rutinitas mengunduh anime. Iseng kubuka situs pendaftaran
SM-3T, kemudian aku mulai mengisi biodata diri. Hingga disuruh mengunggah foto
dengan background biru. Kusuruh
adikku mengedit, karena tidak selesai, kuedit sendiri foto itu dengan bantuan google, “Cara mengubah latar belakang
foto.” Foto beres. Tapi apalagi ini? Upload
ijazah? Aku ‘kan belum wisuda? Ah! SKL. Kebetulan aku sudah mengurus SKL, jadi
masalah ini teratasi. Lalu, apalagi ini, transkrip nilai! Ah! Di SBVT kan ada
daftar nilainya, mungkin bisa dipakai. Aku pun melengkapi kolom isian dengan menggampangkan. Dalam hatiku, “Ah,
paling juga nggak lulus.”
Hari
wisuda pun tiba. Kini aku sudah resmi menjadi pengangguran setelah sebelumnya
menjadi pengangguran terselubung. Tak enak rasanya, kalau bertemu orang sudah
tak ada alasan lagi tentang, “Apa yang sedang kamu lakukan?” Kalau sebelumnya
aku masih bisa berkilah, “Menunggu wisuda.” Aku mulai ditawari pekerjaan oleh
orangtuaku, tapi aku bersikeras ingin mencari sendiri.
Hingga di hari pengumuman seleksi
tahap administrasi SM-3T tiba. Aku menunggu adikku yang sedang kuliah, sambil hotspot-an, ditemani nyamuk-nyamuk nakal
yang dengan senang hati mencumbu diri karena saat itu magrib dan gelap di
kampus. Adikku tiba dan saat itu pula aku membuka pengumuman. Tanpa kuduga aku
lolos tahap ini, padahal aku mengisi data dengan seadanya, artinya tanpa ijazah
dan transkrip nilai. Dalam benakku, “Apa yang harus kulakukan?” Atau dalam
bahasa Jawa keren-nya, “Terus aku kudu piye?”
Tahap
Tes Akademik
Tahap kedua adalah tes seleksi
akademik secara online. Pada tahap
ini, aku harus melengkapi berkas seperti fotokopi ijazah dan transkrip nilai
yang sudah dilegalisasi. Aku mengurusnya di kampus dan secara kebetulan bertemu
dengan rekan sebandku, Yusuf, bersama dengan dua teman serombelnya, Prisma dan
Wawan. Ternyata Prisma dan Wawan juga mengikuti seleksi SM-3T. Aku bersyukur
ada teman yang aku kenal dalam seleksi ini.
Dalam tes akademik, ada beberapa
macam tes, diantaranya tes potensi akademik, tes kemampuan dasar, dan tes
materi prodi. Aku belajar hanya untuk tes yang terakhir, karena banyak materi
kuliah yang aku lupa. Aku berusaha untuk serius, karena bila telah mencapai
tahap ini, tidak ada alasan bagiku untuk setengah hati mengikuti seleksi ini.
Aku mendengar kabar kalau banyak peserta yang tidak lolos tahap awal, termasuk
orang yang aku hormati, temanku semasa KKN, Agus. Dia kupandang sebagai orang
yang sangat cocok untuk program ini. Ia lihai dalam memimpin selama KKN dulu
serta memiliki semangat yang tinggi. Kalau aku tak serius mengikuti tes ini,
aku akan menyakiti hati orang-orang seperti dia. Oleh karena itu, aku berusaha
mencari alasan untukku mengikuti program ini, aku berusaha mencari niat, agar
tak ada istilah setengah hati.
Aku
masih muda, kurasa hidupku hanya seperti ini saja. Aku harus berpetualang.
Dunia ini luas!
Itu alasan pertamaku. Membayangkan
diriku menjelajahi pelosok Indonesia. Sebelum ini aku bahkan tak berniat
seperti itu, tak sedikit pun. Tetapi ketika aku telah memasuki tahap ini,
kurasa inilah waktunya! Di program ini aku bisa jalan-jalan gratis, bahkan di
bayar, untuk menelusuri tempat-tempat indah di Indonesia yang belum banyak
terjamah tangan kotor manusia. Mungkin ini adalah kesempatanku berjalan-jalan
di negeri sendiri, sebelum selanjutnya jalan-jalan ke luar negeri, seperti ke
Jepang. Itu destinasi selanjutnya!
Aku
muak dengan negara ini. Aku harus berbuat sesuatu untuk merubah negara yang
sudah busuk ini, walau hanya hal kecil.
Kerjaanku hanya mengeluh selama
ini. Protes dengan keadaan bangsa dengan banyaknya koruptor, kemiskinan,
kemerosotan moral, dan masalah kompleks lain. Pada suatu titik, aku merenung,
apa yang sudah kulakukan? Apa aku hanya bisa mengeluh? Tidak! Aku masih muda,
aku masih bisa mengubah negeri ini. Karena aku adalah sarjana pendidikan, lewat
jalan inilah aku bisa membangun negeriku, mengajar. Dengan program SM-3T, pemerataan
pendidikan bisa diatasi.
Dua alasan utama itulah yang
mendorongku untuk menyelesaikan proses seleksi ini dengan serius. Aku
melaksanakan tes online di kampus
adikku, gedung D-10, lab matematika, UNNES. Sudah kuduga kalau aku dipanggil
masuk terakhir karena aku mendaftar di hari-hari terakhir sebelum penutupan.
Tes potensi akademik sangat
menyenangkan! Soal-soalnya seperti teka-teki, seperti pada soal mencari pola
pada urutan bilangan. Ini mengingatkanku pada beberapa serial detektif. Tapi
aku keasyikan mengerjakan soal hingga tak sadar kehabisan waktu. Tak apalah,
hanya sedikit pertanyaan yang terlewat. Tes kemampuan dasar cukup bisa
kukerjakan karena aku sudah terbiasa mengerjakan soal bahasa Inggris, aku dulu
jagoan bahasa Inggris di SMA, tetapi lagi-lagi aku salah jurusan dan masuk pada
prodi bahasa Indonesia. Tes prodi juga bisa kulahap habis walau beberapa nomor
aku kurang yakin menjawab dengan benar.
Pengumuman pun tiba. Aku masih
berpikiran, “Apa yang harus kulakukan kalau aku lolos?” Masih, “Nek aku lolos, aku kudu piye?” Sekitar
pukul satu, lagi, aku buka lewat HP dan, lolos. Aku kembali berpikiran, “Aku kudu piye?” Lalu aku meyakinkan
diriku, “Mungkin ini memang jalanku.”
Tes
Wawancara
Hari pertama tes wawancara tiba.
Aku melihat banyak orang dari berbagai daerah. Orang yang pertama kutemui
berasal dari Malang. “Niat juga orang ini,” kataku dalam hati. Dibandingkan
denganku, aku memang beasal dari UNNES, sehingga karena tes wawancara ini
diadakan di UNNES, aku tak terlalu pusing untuk mencari penginapan dan sebagainya
karena sewa kosku masih. Hari pertama dilalui dengan pengarahan bagaimana tes dilaksanakan,
yaitu satu penguji menguji 8-10 calon. Hari itu juga diputarkan film tentang
SM-3T angkatan pertama, bagaimana mereka menjalani hidup dari sulitnya medan,
hingga sekolah yang tak dibangun dengan layak. Selain itu ada berbagai masalah
lain, misalnya sulitnya komunikasi lewat ponsel karena sinyal sulit didapat,
ada juga siswa yang harus dijemput untuk sampai ke sekolah, hingga ada beberapa
peserta yang gugur dalam menjalankan tugasnya karena terseret arus sungai saat
hendak mengajar.
Di sinilah ujian sebenarnya
menurutku. Ketika kita takut dengan situasi seperti itu, maka kita pasti tak
akan mengikuti wawancara hari kedua. Aku pribadi, walau ada perasaan sedikit
takut, tetapi aku banyak tertantang. Aku ingin menaklukkan setahun di tempat
pengabdian dengan tanpa cela. Kematian yang ditayangkan juga merupakan
kecelakaan saja, menurutku, sedangkan kecelakaan bisa terjadi di mana saja,
bukan hanya di situ. Aku salut dengan beliau yang gugur, ia mati syahid dalam perjuangan mencerdaskan
anak bangsa.
Hari kedua, aku bertemu banyak
teman sejurusan, diantaranya Wawan dan Prisma yang dulu kutemui saat mengurus
persyaratan, kemudian ada juga teman seangkatan lain seperti Yana dan Dina.
Beberapa kakak kelas juga ada, bahkan adik kelas juga ada beberapa, diantaranya
Nuryeni yang duduk di dekatku saat wisuda lalu. Ada juga teman semasa SMA
seperti A’an dan Heri BS.
Kami berbincang sejenak sambil
menunggu sesi kami, sesi 2. Beberapa teman menyiapkan dokumen. Bagian ini juga
butuh perjuangan, sih. Banyak dokumen
seperti surat keterangan bebas narkoba yang harus diurus di puskesmas, bayar 55
ribu rupiah. Kemudian Surat keterangan sehat yang juga diurus di puskesmas,
bayar 5 ribu. SKCK, total mungkin ada 50 ribu karena aku membuat 2 jenis,
polres dan polsek, padahal yang diperlukan hanya satu, yaitu polres.
Surat-surat pernyataan lain yang diberi materai juga harus disiapkan.
Pada pelaksanaan wawancara, aku
menjawab sebisanya, beberapa pertanyaan berkaitan dengan permasalahan yang ada
pada film di hari pertama dan bagaimana mengatasinya. Ada juga pertanyaan
mengenai prestasi. Aku menemukan perhatian dari penguji ketika aku menceritakan
tentang karirku sebagai penulis yang menulis beberapa karya, walau kurang
begitu laris dalam hal penjualan. Beliau bertanya tentang bagaimana karir
menulisku kalau aku diterima, aku justru berkata kalau ini sekaligus sebagai
survei lapangan, pengalamanku selama mengabdi di pedalaman bisa kubuat menjadi
karya baru, dengan nafas baru tentunya.
Pengumuman hasil tes wawancara maju
sehari, dari tanggal 13 Juli menjadi hari ini, 12 Juli. Aku sempat berdebar
melihat hasil dari tes ini, walau tak tahu harus bahagia atau tidak setelah
melihat pengumuman. Di rumah aku mendapatkan sinyal yang jelek, sehingga ketika
membuka pengumuman selalu gagal. Kemudian kebetulan hari ini aku bersama ayah
dan adik berjalan-jalan mencari baju baru untuk lebaran di kecamatan seberang.
Di sana aku mendapat sinyal yang bagus dan kubuka pengumuman itu. Aku bernafas
lega ketika mendapati tulisan lolos,
walau masih sedikit perasaan, “Aku kudu
piye?” Walau masih sedikit gamang, “Apakah aku harus bahagia atau tak
bahagia?”
Aku
memberi saran pada diriku sendiri, seperti saran yang telah lalu untuk
kejadian-kejadian lalu, “Jalani saja….”
Aku pun menyiapkan berbagai hal
untuk prakondisi bulan depan, 2 – 17 Agustus 2015. Persiapan fisik, mental, dan
materi. Semoga ceritaku selanjutnya masih panjang dan asyik, tak hanya asyik di
awal. Amin….
Langganan:
Komentar (Atom)






