Life is up and down,
Love is just the same
Menjalani kehidupan adalah
melakukan sebuah peran. Diri kita sendiri sebagai tokoh utama dalam kehidupan
kita. Naskah sudah ditulis rapi oleh penulis naskah dan sutradara terhebat,
Tuhan. Tentu saja akan banyak terjadi konflik di dalam hidup kita karena alur
di dalam naskah yang ditulis Tuhan tak pernah tunggal. Tak seperti cerpen,
hidup kita adalah sebuah novel yang sangat tebal, tentunya alur hidup kita juga
menjadi kompleks.
(Image source:
http://vitalvegas.com/wp-content/uploads/
2013/11/high_roller_wheel_completed1.jpg)
Bianglala
Mari bermain analogi. Ketika
menaiki bianglala, posisi awal kita ada di bawah. Kemudian, perlahan naik,
sedikit demi sedikit, hingga nantinya kita akan sampai di posisi tertinggi di
mana kita dapat menikmati keindahan di bawah sana dari ketinggian. Setelah
momen itu, perlahan lagi kita akan turun ke bawah. Hingga berputar lagi, dan
lagi.
Hidup kita tak jauh beda dengan
itu. Suatu ketika kita akan ada di posisi bawah yang sulit. Namun, hidup ini
berjalan, dunia ini berputar, pasti kita juga akan merasakan berada di posisi
atas yang kita inginkan. Mari kita ibaratkan posisi bawah sebagai masa-masa
sulit dan posisi atas sebagai masa-masa indah. Kita akan merasakan semuanya
dalam suatu siklus, karena bianglala itu berputar, dunia itu berputar, dan
hidup kita juga berputar.
Kadang kita merasa hidup kita
sangat berat dan membuat kita merasa depresi. Itu sah-sah saja. Kita memiliki
hati, tak ada larangan bagi kita untuk merasa terpuruk. Bahkan tak ada larangan
untuk kita menyerah. Ketika ada orang berkata, “Mengapa kau menyerah? Menyerah
itu terlalu mudah.” Come on, menyerah
tak semudah itu. Ketika kita sudah berusaha mati-matian akan sesuatu dan
berkali-kali mencoba apa yang kita inginkan tetapi tak tercapai juga, apa kita
harus ngotot dan melupakan hal yang
lain. Contoh mudahnya, ketika kita menyukai seseorang yang tak menyukai kita,
ketika dia memang tak menyukai kita dan bahkan sudah memiliki pendamping hidup,
apa kita juga akan memaksakan perasaan kita? Menyerah itu proses, menyerah itu
sulit. Kita harus merelakan sesuatu, kemudian sesudah itu, mulai sesuatu yang
baru dengan semangat baru.
Berusaha dan terus berusaha,
walau gagal dan menyerah, kita coba lagi. Dengan begitu, kita akan mencicipi
posisi atas. Mungkin tidak sesuai apa yang kita harapkan, namun Tuhan sudah
menyiapkan skenario terbaik untuk kita menikmati posisi atas tersebut. Tentu
saja saat kita ada di atas, kita harus menyiapkan segala sesuatu agar siap
menjalani masa-masa sulit lagi, karena hidup itu berputar.
(Image source:
http://www.kawaiikakkoiisugoi.com/wp-content/uploads/
2011/08/takabisha-roller-coaster-4-620x412.jpg)
Roller Coaster
Bergerak naik, turun, ke kanan,
ke kiri, dengan kecepatan tinggi, pernah merasakannya? Hidup adalah roller coaster perasaan. Banyak drama
yang akan membuat kita terhanyut. Mari spesifikkan pembahasan kita kali ini
pada sebuah kata legendaris, cinta. Menjalani romansa cinta, sama halnya
menaiki roller coaster, jika tak
siap, tak usah coba-coba.
Tak usah jauh-jauh, mulai dari
awal mulai tumbuh perasaan itu saja sudah menimbulkan efek roller coaster, hati tak menentu, terbayang senyumnya, tingkah
lakunya, hal kecil yang ia lakukan, membuat kita ingin mengetahui segalanya
tentangnya (hingga kalau dia tak suka kita hanya dianggap sebagai stalker), memimpikannya setiap malam,
dan getaran detak jantung menjadi tak terkendali.
Pendekatan. Lagi-lagi roller coaster, takut sedikit-sedikit
salah, berusaha memberi image baik
pada bayangannya, padahal kalau kita mau hubungan berjalan panjang, tak hanya
sisi baik kita yang diperlihatkan. Apalagi ketika mengungkapkan perasaan, hati
makin tak menentu, mencari apa yang dia suka, mencari lagu kesukaannya, mencari
bunga kesukaannya, makanan kesukaannya.
Mungkin ketika perasaan tersampaikan,
kita merasa bahwa roller coaster sudah
mencapai puncak keseruannya, namun kenyataannya semua itu baru dimulai. Jangan
lupa tentang percekcokan, pertengkaran, beda pendapat, dan lain sebagainya.
Semua itu bisa membuat kita jantungan,
see? The roller coaster is just begin.
Hingga suatu hubungan yang tak
bisa dipertahankan karena masalah-masalah itu, roller coaster kita keluar jalur dan hati kita mati. That’s it! Hati kita mati, tapi kita
sejatinya masih hidup. Maka kita sebut ini sebagai posisi bawah dari bianglala
dan kita harus merangkak lagi agar posisi kita membaik.
Em, I think I found a great words.
Romansa cinta adalah roller
coaster yang berjalan di bianglala kehidupan.
Okay, I’m not Mario Teguh with his inspirational words.
Aku
dan Mimpiku
Dari lika-liku-laki-laki, haha,
maksud saya lika-liku kehidupan dan percintaan yang kita semua alami, saya
pikir pengalaman kehidupan kita tak jauh beda, karena memang kehidupan
terstruktur seperti itu (seperti skema kapan
lulus – kapan kerja – kapan nikah – kapan punya anak – kapan punya cucu – kapan
punya cicit – kapan mati?). Seperti tajuk tulisan ini, Life is up and down, Love is just the same, saya akan membagikan
pengalaman saya dalam menjalani kehidupan dan percintaan dalam nada dan kata
yang dipadukan menjadi lagu dan disatukan dalam sebuah album, bukan album foto,
tapi album musik.
Proses pengerjaan Album Aku dan
Mimpiku dari saya, BAYU, masih belum selesai, namun saat ini saya bisa memberi
beberapa preview lagu-lagu yang nanti
mengisi album perdana saya ini. Naik turunnya kehidupan saya dalam preview ini
hanya sebatas 4 lagu dan itu juga hanya beberapa menit saja. Untuk full version-nya, silahkan tunggu hingga
pengerjaan album saya ini selesai.
Karena tajuk utamanya up and down, maka saya pilihkan 2 lagu
yang mewakili up, dan 2 lagu yang
mewakili down.
Up
1. Lagu
Untukmu
2.
Bahagia
Down
3. Janji?
4.
Berlalu
Untuk mendengarkan lagunya, silahkan kunjungi/klik tautan berikut….
Sekian dan,
selamat mendengarkan. ^^


